Klaten Bersinar
Bupati Hamenang Dampingi Kepala BNN RI, Kunjungi Desa Ponggok Klaten
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo mendampingi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Marthinus Hukom, dalam kunjungan studi banding di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Kamis (7/8/2025).
Jajaran pejabat BNN RI, provinsi, OPD, serta komponen masyarakat yang tergabung dalam pencegahan pemberantasan, dan peredaran gelap narkotika (P4GN) juga turut hadir.
Bupati Hamenang, dalam sambutannya mengucapkan selamat datang.
"Kami mewakili pemerintah daerah juga segenap warga masyarakat di Kabupaten Klaten, mengucapkan sugeng rawuh (selamat datang) kepada Kepala BNN Republik Indonesia serta jajarannya di Kabupaten Klaten terkhusus di Desa Ponggok," ujar Bupati.
"Ini adalah momen yang luar biasa dan sebuah kehormatan, bagi kami warga masyarakat Kabupaten Klaten. Kerawuhan (kedatangan) bapak ibu hadirin sekalian," tambahnya.
Dipaparkan Bupati, bila Kabupaten Klaten bila dilihat di peta merupakan wilayah yang kecil.
"Tapi dengan lokasi kami yang strategis, kami diapit oleh dua kota besar, Yogyakarta dan Surakarta," ucapnya.
Saat ini, akses jalan tol juga telah dibangun.
Baca juga: Festival dan Lomba Burung Kicau Bupati Cup Klaten 2025, Bupati Hamenang Harap Ada Dampak Ekonomi
Setidaknya ada 3 pintu tol di Kabupaten Klaten.
Hal ini membuat akses lebih cepat.
Bupati Hamenang juga mengatakan informasi terakhir yang ia terima, bila Klaten masuk 4 besar se-Jawa Tengah terkait peredaran narkoba.
"Nah, harapan kami tentu dengan adanya kerawuhan dari bapak seluruh jajarannya dan semangat dari rekan-rekan kami di Desa Ponggok ini nanti ke depan Klaten kemudian ranking-nya bisa turun," paparnya.
Kepala BNN RI Komjen Pol Marthinus Hukom, mengatakan kedatangannya untuk belajar di Desa Ponggok.
"Maka kita hadir di sini bersama-sama, untuk menangkap satu nilai. Bagaimana kita belajar dari sesuatu yang memang kita harus pelajari," ujar Marthinus.
Dipilihnya Desa Ponggok sebagai lokasi studi banding, karena Desa tersebut kesejahteraannya tinggi.
"Karena narkotika, narkoba, kalau kita berbicara tentang supply itu berbicara tentang ekonomi legal. Mereka mencoba untuk memanfaatkan orang-orang miskin, untuk menjadi kaki-kakinya. Mereka untuk mencengkeram atau memperluas pasar mereka," jelasnya.
"Maka, satu kesimpulan saya katakan bahwa suplai perdagangan narkoba itu akan bergerak cepat dia berbanding lurus dengan pendapatan yang rendah. Kalau begitu pendapatan desa Ponggok ini kan sudah besar, pasti tidak akan masuk ke sini," pungkasnya.
Dalam kegiatan ini, dilakukan diskusi bersama Kepala Desa Ponggok Junaedi Mulyono, dan narasumber Prof. Owin Jamasi Jamaluddin. (*)