Klaten Bersinar
Sadono Set Rijsttafel, Makanan Nusantara Disajikan Ala Eropa di Festival Mbok Sri ke-8 Klaten
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Menyajikan makanan nusantara ala Eropa, menjadi salah satu kegiatan yang tersaji dalam Festival Mbok Sri ke-8 di Dusun Kaibon, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten.
Sadono Set Rijsttafel, menjadi progam baru soal olahan pangan yang disajikan dengan cerita.
Baca juga: Bupati Klaten Hamenang Optimistis Penuhi Target Hunian Masyarakat dalam Peringatan Hapernas 2025
Pendiri Sanggar Rojolele, Eksan Hartanto mengatakan bila hal tersebut ia kembangkan bersama Sagara Bhumi by Aroma Rasa.
"Konsep ini terinspirasi dari tokoh Sadono, dalam mitologi Jawa yang merupakan saudara laki-laki Dewi Sri, Sang Dewi Kesuburan," ujarnya saat ditemui Sabtu (6/9/2025).
Eksan menjelaskan bila dalam kisah yang ada, Sadono merupakan titisan Dewa Wisnu yang setia menjaga hasil bumi. Ia juga mengajarkan cara mengolah padi, palawija, hingga rempah agar manusia menjadi makmur.
"Dari sinilah tradisi sego berkat dipercaya lahir, dan menjadi sebuah simbol kebersamaan serta rasa syukur," paparnya.

Ide tersebut lalu coba ditafsirkan, melalui Rijsttafel.
Rijsttafel merupakan bahasa Belanda yang berarti meja nasi, hal tersebut juga dimaknai sebagai cara penyajian makanan berurutan dengan pilihan hidangan dari berbagai daerah di Nusantara. Cara ini berkembang di masa Kolonial Hindia Belanda.
Baca juga: Momen Bupati Hamenang dan Wabup Benny di Sambung Rasa Desa Sumberejo Klaten,Warga Sampaikan Aspirasi
Perwakilan Sagara Bhumi, Dominikus Sigit Dewanto mengatakan pihaknya mengangkat makanan lokal untuk mengisi fun dinning experience.
"Jadi kita mengangkat panganan-panganan lokal, dikonstruksi dengan cara kami, dan menjadi experience dinning. Jadi setiap bahan, setiap bentuk atau setiap suapan itu ada ceritanya masing-masing," jelas pria yang akrab disapa Sigit.
Dijelaskan, menu yang diangkat merupakan menu makanan lokal seperti soto kering khas Delanggu dan tumpang lethok khas Klaten.
Beberapa makanan lain juga dihidangkan, seperti Gohu Tuna khas Ternate, Sayur Lodeh yang memiliki cerita terinspirasi pagebluk di Jogjakarta, sei sapi, ayam taliwang, dan sate lilit.
Hidangan penutup juga disajikan, yaitu kue pulut yang dikreasikan dengan bunga mawar putih yang menggambarkan sang dewi.
(*)