Klaten Bersinar
Bupati Hamenang Tinjau Sawah yang Gunakan Sistem TBS di Karangnom Klaten, Guna Tangani Hama Tikus
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo meninjau lahan pertanian yang menggunakan sistem Trap Barrier System (TBS), pada lahan pertanian padi di wilayah Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Kamis (18/9/2025).
Dalam tinjauan ini, Bupati didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten Iwan Kurniawan, serta jajaran.
Baca juga: Pemkab Klaten Gandeng BNPB Atasi Kekeringan di Lereng Gunung Merapi, Hamenang: Salah Satu Prioritas
Ia mengapresiasi, atas langkah strategis penanganan hama tikus ini.
Menurutnya, inovasi penanganan hama tikus merupakan hal penting. Karena merupakan hal serius bagi petani di Klaten.
"TBS jauh lebih efektif dibanding gropyokan. Tidak perlu banyak orang, cukup pasang pagar fiber di jalur masuk," ujar Bupati.
"Satu kotak (perangkap) bisa menangkap 30 sampai 40 ekor tikus per hari. Tahun lalu di sini sempat gagal panen, tapi setelah TBS dipasang petani sudah bisa panen lagi,” imbuhnya.

Baca juga: Pemkab Klaten Gandeng BNPB Atasi Kekeringan di Lereng Gunung Merapi, Hamenang: Salah Satu Prioritas
Bupati Hamenang mengatakan pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) bakal memperluas pemakaian sistem TBS mulai tahun depan, melalui anggaran khusus yang dikelola bersama DKPP Klaten.
"Sudah terbukti efektif, ke depan akan kita sebarkan lebih masif,” kata Bupati.
Kepala DKPP Klaten, Iwan Kurniawan menambahkan pemasangan TBS berkisar Rp700 ribu hingga Rp1 juta per patok, tergantung bahan yang akan dipasang.
Untuk satu hektare lahan, kebutuhan biaya diperkirakan Rp3,5 juta sampai Rp4 juta.
Namun pemasangan TBS, tidak harus melingkari seluruh sawah. Cukup di jalur aktif tikus, dengan tambahan tanaman umpan.
"Bubu juga bisa dibuat sederhana, dengan memanfaatkan galon bekas agar lebih hemat,” ucapnya.
(*/adv)