Fakta Menarik Tentang Boyolali
Sejarah Dibangunnya Patung Kuda Arjuna Wiwaha di Simpang Lima Boyolali, Habiskan Dana Rp 6 Miliar
Patung ini menggambarkan tokoh Arjuna bersama Batara Kresna di atas kereta berkepala garuda yang ditarik oleh 13 ekor kuda berlari kencang.
Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Kabupaten Boyolali memiliki sebuah ikon megah bernama Patung Arjuna Wiwaha yang berdiri di pusat kota, tepatnya di kawasan Simpang Lima Boyolali.
Patung ini mulai dibangun pada tahun 2015 dan rampung di akhir tahun yang sama.
Dengan ukuran sekitar 25 meter panjang dan 20 meter tinggi, patung ini menggambarkan tokoh Arjuna bersama Batara Kresna di atas kereta berkepala garuda, yang ditarik oleh 13 ekor kuda berlari kencang.
Inspirasi patung ini berakar dari kisah Perang Baratayuda, ketika Arjuna bertarung melawan Adipati Karna, saudaranya sendiri, hingga akhirnya meraih kemenangan.
Dari kisah itulah, patung ini dijadikan simbol kemenangan, keberanian, pembelaan terhadap kebenaran, serta jiwa kesatria Arjuna.
Gagasan pendirian patung sebenarnya bermula dari Presiden Soeharto yang pada tahun 1987 mendirikan Patung Arjuna Wiwaha di Jakarta, terinspirasi saat kunjungannya ke Turki.
Semangat yang sama kemudian diwujudkan oleh Pemerintah Boyolali untuk menghadirkan monumen serupa di jalur protokol kota, sekaligus menjadikannya ikon kebanggaan daerah.
Baca juga: Rekomendasi Wisata di Boyolali, Brown Canyon di Desa Kragilan : Grand Canyon-nya Jawa Tengah
Patung Arjuna Wiwaha Boyolali dibuat dari perunggu dengan konstruksi penyangga yang sangat kokoh, mampu menahan beban hingga dua ton.
Menariknya, patung ini disebut sebagai yang terbesar di Indonesia, bahkan melampaui ukuran patung serupa di Jakarta dan Bali. Jumlah kudanya pun lebih banyak, yaitu 13 ekor, yang melambangkan semangat juang tiada henti.
Proses pembuatan patung ini dikerjakan di Yogyakarta oleh seniman Dunadi, pemilik Studio Satiaji Mandiri.
Pengerjaan memakan waktu sekitar enam bulan dengan biaya sekitar Rp6 miliar.
Tahapannya dimulai dari pembuatan desain, maket, model, hingga pengecoran menggunakan fiber dan tembaga.
Selain menampilkan sosok Arjuna dan Kresna di atas kereta perang, patung ini juga sarat filosofi. Tiga belas ekor kuda yang menarik kereta merepresentasikan nilai kepemimpinan alam semesta atau Asta Brata, yang meliputi:
Baca juga: Asal Usul Batu Seribu Wisata Alam dan Religi di Pacinan Sukoharjo, Dulunya Bernama Umbul Pacinan
- Surya (matahari),
- Kisma (bumi),
- Candra (bulan),
- Kartika (bintang),
- Baruna (samudera),
- Agni (api),
- Tirta (hujan),
- Samirana (angin).
Dari 13 kuda tersebut, 5 kuda khusus melambangkan semangat juang yang menyala dan tidak pernah padam.
Kini, Patung Arjuna Wiwaha tidak hanya menjadi simbol kejayaan dan filsafat kehidupan, tetapi juga menjadi ikon pariwisata Boyolali yang ramai dikunjungi, terutama pada sore hari dan waktu liburan, baik oleh warga lokal maupun wisatawan dari luar kota.
(*)
Sejarah Desa Selo Boyolali: Terbentuk dari Kesepakatan Empat Pemimpin Wilayah Terdahulu |
![]() |
---|
Cara Warga Lereng Merapi di Boyolali Jaga Mata Air, Gotong Royong Bersihkan Sumber hingga Ritual |
![]() |
---|
Asal-usul Embung Manajar di Selo Boyolali : Awalnya Tempat Penampungan Air, jadi Destinasi Wisata |
![]() |
---|
Asal-usul Umbul Leses di Boyolali, Ada Legenda Pasangan Suami Istri Dikutuk jadi Pohon |
![]() |
---|
Asal-usul Nama Desa Ngesrep di Ngemplak Boyolali, Ada Kisah Mbah Gareng yang Terkenal Turun Temurun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.