Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kisah Hidup Tokoh Legendaris

Kisah Mayjen Yudomo yang Diabadikan jadi Nama Jalan di Karanganyar, Gugur dalam Tragedi Timor Timur

Penetapan nama jalan ini menjadi bentuk penghormatan atas dedikasi Mayjen Yudomo dalam dunia militer dan sebagai pahlawan daerah.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tribunsolo.com/Mardon
NAMA JALAN KARANGANYAR - Keluarga besar Yudomo saat peresmian nama Jalan Mayjend Yudomo di Karanganyar, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Inilah kisah hidup Mayjend Yudomo, putra daerah Karanganyar, yang gugur dalam tragedi kecelakaan di Timor Timur. 

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Pemerintah Kabupaten Karanganyar mengabadikan nama Mayjen Yudomo SHD atau Mayjen Yudomo Sastrosuhardjo sebagai nama jalan di wilayah Kecamatan Karanganyar, Jawa Tengah.

Penghargaan ini diberikan untuk mengenang jasa dan pengabdian sang putra daerah yang gugur dalam tugas pada tahun 1998.

Jalan yang kini menggunakan nama Mayjen Yudomo SHD terletak di depan rumah orang tua Yudomo, Slamet Sastrosuhardjo dan Surtiyem, tepatnya di utara SMK Negeri 1 Karanganyar.

Baca juga: Kisah Evakuasi Pasien Obesitas 300 Kilogram di Sragen, Sesak Napas, Merintih Sakit Saat Naiki Mobil

Penetapan nama jalan ini menjadi bentuk penghormatan atas dedikasi Mayjen Yudomo dalam dunia militer dan sebagai pahlawan daerah.

Mengenal Jalan Mayjen Yudomo

Jalan Mayjen Yudomo S.H.D adalah nama jalan di Karanganyar, Jawa Tengah, yang sebelumnya bernama Jalan Slamet Riyadi

Nama jalan ini diganti tanggal 11 Agustus 2023 untuk menghormati sosok Mayjen Yudomo Sastrosuhardjo.  

Lokasi Jalan Mayjen Yudomo S.H.D berada di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dengan kode pos 57711.  

Pergantian nama jalan ini diresmikan langsung oleh Bupati Karanganyar saat itu, Juliyatmono, pada 11 Agustus 2023. 

Baca juga: Kisah Heroik Letkol Kusmanto yang Diabadikan jadi Nama Jalan di Solo, Gugur Ditembak Pemberontak

Kisah Hidup Mayjen Yudomo

Mayjen Yudomo lahir di Karanganyar pada tahun 1949.

Ia mengenyam pendidikan dasar hingga menengah di Karanganyar, termasuk di SDN 5 Karanganyar, SMPN 1 Karanganyar, dan SMAN 1 Karanganyar.

Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikan militer di Akademi Militer Nasional (AMN) pada tahun 1968 dan lulus pada 1971.

Mayjen Yudomo dikenal memiliki karier militer yang cemerlang dan terus menanjak.

Baca juga: Kisah Oen Boen Ing, Dokter Dermawan yang Namanya Diabadikan jadi Rumah Sakit di Solo dan Sukoharjo

Setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas, Yudomo melanjutkan pendidikannya ke AKABRI Bagian Darat (kini Akmil) di Magelang dan lulus pada tahun 1971 dengan pangkat Letnan Dua.

Ia kemudian menjadi instruktur di AKABRI bersama rekan seangkatannya, Sang Nyoman Suwisma, yang kelak menjadi Pangdam dan anggota DPR RI.

Yudomo selanjutnya menempuh pendidikan Komando di Batujajar dan ditempatkan di Grup I Kopassandha (cikal bakal Kopassus) di bawah komando Wismoyo Arismunandar.

Ia turut serta dalam Operasi Seroja di Timor Timur, dan bertugas di wilayah tersebut hingga awal 1980-an. Di lingkungan Kopassandha, ia meniti karier hingga menjadi Perwira Pembantu Madya Administrasi.

Baca juga: Mengenal Siti Walidah, Tokoh Perempuan yang Diabadikan jadi Nama Gedung Induk di UMS Sukoharjo

Menjabat di Berbagai Daerah

Setelah pengabdiannya di Kopassandha, pada tahun 1988 Yudomo dipindahkan ke Kodam II/Sriwijaya.

Dia dipercaya menjabat sebagai Dandim Kota Bandar Lampung, Dandim Palembang, hingga Wakil Asisten Operasi Kodam Sriwijaya.

Kariernya terus menanjak.

Ia dipindahkan ke Kodam IX/Udayana dan dilantik sebagai Asisten Operasi Komando Pelaksana Operasi Timor Timur pada Maret 1992.

Dalam waktu singkat, ia memperoleh kenaikan pangkat menjadi Kolonel pada Oktober 1992.

Setelah penugasan di Timor Timur, ia kembali ke Jakarta sebagai Asisten Sosial Politik Kasdam Jaya, namun tak lama berselang, ia ditarik kembali ke Kodam Udayana dan diangkat sebagai Danrem 162/Wirabhakti di Mataram pada Juli 1994.

Memegang Jabatan Strategis

Usai bertugas di Mataram, Yudomo dipercaya memegang jabatan strategis sebagai Kepala Staf Divisi Infanteri II Kostrad, lalu Kepala Staf Garnisun Jakarta pada November 1996.

Di posisi ini, ia memimpin pengamanan Pemilu 1997, termasuk menangani sejumlah kerusuhan kampanye di Jakarta.

Ia juga menerbitkan perintah melarang prajurit garnisun mendatangi tempat hiburan malam seperti diskotek, klub malam, dan panti pijat.

Pada 4 Agustus 1997, Yudomo memperoleh promosi menjadi Mayor Jenderal, dan tak lama setelah itu dilantik sebagai Asisten Pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat (Aspam KSAD).

Baca juga: Kisah Arifin, Pemuda Pemberani yang Namanya Diabadikan jadi Nama Jalan di Solo Jateng

Tragedi di Timor Timur

Pada 27 Mei 1998, Mayjen Yudomo dilantik menjadi Panglima Kodam IX/Udayana, menggantikan Mayjen TNI Syahrir MS.

Namun, hanya delapan hari setelah pelantikannya, tragedi terjadi.

Saat meninjau pasukan di Timor Timur, helikopter yang ditumpanginya bersama rombongan jatuh dan terbakar di kawasan Viqueque pada 4 Juni 1998.

Kecelakaan itu terjadi di ketinggian 400 meter dan menewaskan seluruh penumpang. Yudomo gugur dalam usia 49 tahun.

Jenazahnya diterbangkan ke Jakarta dan dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, dipimpin langsung oleh KSAD Jenderal TNI Subagyo Hadi Siswoyo.

Yudomo tercatat sebagai anggota TNI berpangkat tertinggi yang gugur di Timor Timur saat itu.

Penghargaan dan Warisan Nama

Sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya, nama Mayjen Yudomo diabadikan menjadi nama jalan di Kabupaten Karanganyar, tepat di depan rumah orang tuanya.

Rumah itu sendiri memiliki nilai historis, karena pernah digunakan sebagai kantor pertama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Karanganyar.

Tak hanya itu, pada Januari 2023, pemerintah juga menetapkan namanya sebagai nama Gelanggang Olahraga di Denpasar Selatan, Denpasar.

(*)(

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved