Bencana Alam di Sragen
Waspada Bencana Hidrometeorologi, Potensi Banjir Luapan Sungai Bengawan Solo Sragen Jadi Ancaman
Memasuki awal musim hujan, Pemerintah Kabupaten Sragen menyoroti potensi bencana yang perlu diwaspadai masyarakat.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Putradi Pamungkas
Ringkasan Berita:
- Bupati Sragen menegaskan banjir sebagai ancaman utama saat musim hujan, terutama akibat luapan Bengawan Solo, saluran mampat, dan penyempitan aliran air
- Warga juga diminta waspada terhadap angin kencang dan tanah longsor di wilayah perbukitan
- Pemkab telah menyiapkan tim gabungan dan peralatan evakuasi melalui apel kesiapsiagaan dan simulasi bencana.
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Memasuki awal musim hujan, Pemerintah Kabupaten Sragen menyoroti potensi bencana yang perlu diwaspadai masyarakat.
Banjir merupakan ancaman utama di sejumlah titik.
Terutama akibat luapan Sungai Bengawan Solo, saluran air yang tersumbat oleh sampah, serta penyempitan aliran air.
"Yang paling diwaspadai kebencanan di Sragen itu banjir, banjir di beberapa titik penyebabnya bisa luapan Sungai Bengawan Solo, karena saluran air yang mampat akibat sampah, atau penyempitan saluran air, itu beberapa sudah terjadi," ujar Bupati Sragen, Sigit Pamungkas kepada TribunSolo.com, Sabtu (1/11/2025).
Selain banjir, dua bencana lain yang juga menjadi perhatian adalah angin kencang dan tanah longsor.
Angin kencang disebut bisa terjadi di berbagai lokasi tanpa mengenal waktu maupun tempat, sementara tanah longsor berisiko menimpa warga yang tinggal di kawasan perbukitan.
"Yang kedua adalah bencana angin ribut, angin kencang di beberapa tempat juga sudah terjadi, ada rumah roboh, ada genting berterbangan, ada pohon tumbang, dan yang ketiga tanah longsor perlu diwaspadai terkait dengan bencana pada musim pancaroba ini," kata Sigit.
Persiapan Penanggulangan Bencana
Untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, Pemkab Sragen telah menggelar apel kesiapsiagaan pada Jumat (31/10/2025), yang melibatkan ratusan personel gabungan dari berbagai unsur.
Bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang disebabkan oleh fenomena cuaca dan iklim ekstrem yang terjadi di atmosfer, air, atau lautan.
Antara lain termasuk banjir, tanah longsor, kekeringan, angin kencang, dan puting beliung.
Bencana ini bisa bersifat basah (seperti banjir) atau kering (seperti kekeringan), dan seringkali dipicu oleh perubahan iklim ekstrem seperti fenomena La Niña dan El Niño.
Dalam kegiatan tersebut, dilakukan pemeriksaan kesiapan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana penanggulangan bencana.
Baca juga: BPBD Klaten Lakukan Persiapan Waspadai Bencana Hidrometeorologi, Libatkan Berbagai Elemen
Simulasi penanganan juga digelar, meliputi evakuasi pohon tumbang, kebakaran gedung, hingga penyelamatan korban dari lantai empat bangunan.
"Sejauh peninjauan kita terkait dengan alat transportasi, peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk penyelamatan itu kondisinya masih bisa dapat diandalkan untuk melakukan aktivitas-aktivitas rescue," jelas Sigit.
"Jadi Insya Allah peralatan-peralatan ini bisa efektif untuk menanggulangi kondisi-kondisi yang tidak kita harapkan, dan tentu harapan kita semua adalah tidak ada bencana yang melanda kita, kalaupun ada nanti tidak ada korban dan bisa ditangani dengan baik," pungkasnya.
(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.