Fakta Perobohan Joglo Mewah Karanganyar : Pakai 2 Alat Berat dan 10 Pekerja, Tetangga Ogah Komentar

Ringkasan Berita:

• Rumah joglo mewah di Dusun Begajah, Karanganyar dirobohkan Senin (24/11/2025) pagi dengan dua alat berat dan 8–10 pekerja
• Ketua RT membenarkan pembongkaran atas izin pemilik, diduga terkait perselisihan internal keluarga
• Meski peristiwa mencolok, para tetangga sekitar enggan memberi komentar mengenai perobohan bangunan tersebut

Laporan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Sebuah rumah joglo mewah di Dusun Begajah, RT 01 RW 07, Kelurahan Popongan, Kecamatan Karanganyar, dirobohkan pada Senin (24/11/2025) pagi. 

Proses pembongkaran dilakukan menggunakan dua alat berat dengan melibatkan sekitar 8–10 pekerja.

Meski berlangsung cukup mencolok, para tetangga di sekitar lokasi memilih enggan memberikan komentar terkait peristiwa tersebut.

Bangunan joglo berbahan kayu itu berdiri di dekat permukiman warga dan kebun tebu.

Dari luar, rumah tampak tertutup pagar kayu tinggi. Saat dilihat melalui celah pagar, kondisi di dalam sudah rata dengan tanah tanpa aktivitas lanjutan.

Ketua RT setempat, Edi Mulyono, membenarkan adanya perobohan tersebut.

Ia menyebut pembongkaran berlangsung pada Senin (25/11/2025) sekitar pukul 08.30 WIB.

“Pemilik meminta izin kepada saya untuk merobohkan bangunan itu,” kata Edi melalui sambungan telepon, Selasa (25/11/2025).

Menurut Edi, alasan perobohan diduga berkaitan dengan perselisihan internal keluarga pemilik rumah, yang diketahui bukan warga asli setempat.

Sang istri disebut sebagai pegawai ASN di Pemkab Karanganyar.

“Pembongkaran dilakukan dengan dua alat berat dan 8–10 pekerja dan berjalan lancar, tidak ada gegeran saat proses perobohan,” ujarnya.

Baca juga: Terungkap, Pemilik Rumah Joglo Megah di Karanganyar yang Dirobohkan Berstatus Warga Pendatang

Rumah Singgah

Edi menambahkan, rumah joglo tersebut awalnya hanya digunakan sebagai tempat singgah sementara.

Setelah berdiri sekitar 8–10 tahun, pemilik akhirnya memutuskan merobohkannya.

“Mereka (A dan istri) bukan asli warga kami. Itu dibangun hanya untuk persinggahan sementara saja. Sang suami memutuskan untuk merobohkan bangunannya yang sudah berdiri sejak 8–10 tahun lalu,” jelasnya.

Sementara itu, upaya wartawan meminta keterangan dari warga sekitar tidak membuahkan hasil.

Para tetangga enggan berkomentar mengenai perobohan rumah joglo mewah tersebut.

(*)