Balita Lukai Alat Vital Teman
Fakta Balita di Solo Lukai Alat Vital Teman, TK Aisyiyah 10 Sangkrah Dievaluasi
TK Aisyiyah 10 Sangkrah Solo kena evaluasi dari Dinas Pendidikan. Ini terkait kejadian balita lukai alat vital teman.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - TK Aisyiyah 10 Sangkrah Solo terkena evaluasi setelah insiden siswa PAUD yang tak sengaja melukai alat vital temannya.
Kejadian ini terjadi setelah kegiatan prakarya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dwi Ariyatno, menjelaskan pihaknya tengah mengevaluasi TK Aisyiyah 10 Sangkrah setelah insiden siswa PAUD yang tak sengaja melukai alat vital temannya usai kegiatan prakarya.
Ia meminta para guru lebih cermat dalam mengawasi penggunaan dan penyimpanan alat yang berpotensi membahayakan.
“Evaluasi di sekolah ini terkait pengamanan, baik pra-pembelajaran, saat pembelajaran, maupun pasca pembelajaran, terutama penggunaan peralatan yang berpotensi membahayakan. Guru harus lebih cermat memastikan tempat penyimpanan benar-benar tidak bisa diakses anak-anak, sehingga tidak menimbulkan risiko,” jelas Dwi, Senin (15/9/2025).
Insiden itu terjadi setelah kegiatan prakarya, ketika seorang balita tak sengaja melukai temannya dengan gunting.
Dwi menduga anak-anak tersebut berniat bermain seolah-olah sedang melakukan khitan, tanpa pengetahuan yang cukup.
Gunting yang awalnya dipakai untuk prakarya justru digunakan seakan menjadi alat khitan.
Baca juga: Balita TK di Solo Lukai Alat Vital Teman Sekelas, Dinas Sebut Tak Ada Unsur Kesengajaan
Meski begitu, Dwi memastikan tidak ada unsur kesengajaan.
“Anak itu tidak sadar bahwa perbuatannya bisa mencelakakan orang lain. Menurut saya, di usia balita mereka memang belum memahami fungsi sebenarnya dari gunting,” jelasnya.
Dwi mengakui kejadian yang berlangsung Kamis (11/9/2025) itu terjadi di luar pengawasan guru. Entah bagaimana, gunting yang sudah disimpan bisa kembali diakses anak-anak.
Ia menegaskan, alat yang berpotensi berbahaya harus benar-benar diawasi ketat.
“Kalau anak-anak belum paham fungsi peralatan, harus ada pendampingan guru atau orang tua agar penggunaannya sesuai,” imbuhnya.
Saat ini korban masih dalam pemulihan.
Dinas Pendidikan akan berkomunikasi dengan pihak keluarga terkait kelanjutan sekolah korban.
“Ini masih dibicarakan antara sekolah dengan orang tua, baik dari pihak pelaku maupun korban. Kalau memang memungkinkan tetap melanjutkan sekolah di sana, saya kira tidak masalah,” pungkas Dwi. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.