Makan Bergizi Gratis di Solo
Tepis Kekhawatiran Keracunan Massal MBG, Solo Tunggu Izin BGN Ingin Ajak Orang Tua Kunjungi SPPG
Solo ingin mengajak pada orang tua siswa mengunjungi dapur MBG. Ini agar kepercayaan mereka kembali.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Wali Kota Solo Respati Ardi akan mengusulkan ke Badan Gizi Nasional (BGN) agar bisa mengajak orang tua siswa mengunjungi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Hal ini dilakukan untuk menepis kekhawatiran di tengah banyaknya kasus keracunan massal di wilayah lain dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Beberapa kasus dugaan keracunan yang terjadi di Solo Raya diantaranya ada ratusan siswa, bahkan termasuk guru dan karyawan di Kecamatan Gemolong mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan MBG pada 12 Agustus 2025 lalu.
Sementara itu, ada juga kasus dugaan keracunan di Wonogiri yakni di SMA Negeri 2 Wonogiri dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Wonogiri pada bulan September 2025 ini.
Berdasarkan kasus yang ada, Wali Kota Solo ingin mengembalikan kepercayaan para orang tua murid ini dengan mengajak mereka menungjungi dapur MBG.
“Kalau BGN setuju kami ingin tur orang tua penerima manfaat bisa tur ke dapur-dapur kita awasi bersama. Ini usulan,” ungkapnya saat ditemui di kantornya, Kamis (25/9/2025).
Saat ini sebanyak 13 SPPG telah beroperasi di Kota Solo.
Sedangkan 11 SPPG lain sudah mengantongi ijin dan akan segera beroperasi.
Baca juga: Viral Video Wali Kota Solo Respati Ardi Minta Warga yang Tak Pernah Srawung Dilaporkan ke RT
Ia mengakui setelah banyaknya kasus keracunan massal, siswa khawatir terkait keamanan pangan dari makanan yang diterimanya.
Maka dari itu, ia mengusulkan program ini agar masyarakat tak perlu cemas.
“Kami ingin mengajak orang tua supaya yakin ini loh dapur untuk masak anak-anak. Pasti kan anak-anaknya punya kekhawatiran,” tuturnya.
Ia juga mengaku terbuka terkait berbagai masukan dari para orang tua siswa terkait hingga menu makanan yang disajikan.
Ia ingin agar masyarakat dilibatkan dalam pengawasan program ini.
“Yang paling saya mohon kepada SPPG disesuaikan dengan murid siswa penerima. Sangat terbuka. Makanya partisipatif. Ini niat baik program baik. Kita harus serius semua harus kita kawal,” jelasnya.
Pihaknya menegaskan tidak akan segan-segan menindak jika ditemukan kelalaian dalam menjalankan program ini.
“Kalau ada hak yang merugikan karena efek politis mungkin ada kerugian yang disengaja kita akan tindak tegas,” terangnya.
Sejumlah wilayah lain beredar kabar orang tua diminta menandatangani tidak akan menuntut jika mendapatkan kerugian dari program ini.
Respati memastikan hal ini tidak terjadi di Kota Solo.
“Kalau sepanjang aduan kami tidak ada seperti itu di Solo,” tuturnya.
Pihaknya bersama Satuan Tugas SPPG Kota Solo akan melibatkan berbagai pihak untuk mewujudkan zero accident.
Ia meminta orang tua ikut mengawasi program ini.
“Masih sekolah. Setahu saya masih sekolah. Komitmen kami program kami di Satgas Kota Solo zero accident MBG. Maka dari itu prinsip kehati-hatian, partisipatif, bekerjasama dengan seluruh pihak dengan SPPG, SPPI, dinas, orang tua, guru pengawasan bersama,” jelasnya. (*)
Pelaku UMKM Solo Protes MBG, Merasa Tak Pernah Dilibatkan: Hanya Jadi Penonton |
![]() |
---|
Kisah Korban Tergiur Dugaan Penipuan Berkedok MBG Solo : Bak MLM, Mertua hingga Tetangga Terjerat |
![]() |
---|
Cerita Korban Dugaan Penipuan Berkedok MBG Solo, Stress Kena Sanksi Sosial Ajak 50 Orang Bergabung |
![]() |
---|
Para Korban Dugaan Penipuan Berkedok Mitra MBG di Solo Ramai-ramai Lapor, Ngaku Rugi Ratusan Juta |
![]() |
---|
Namanya Ikut Terseret Kasus Dugaan Penipuan Mitra MBG, Paulus Haryoto 3 Kali Jadi Anggota DPRD Solo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.