Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Wacana Pengalihan MBG ke Bansos

Ahli Gizi Dokter Tan Ingatkan Potensi Bahaya MBG : Harus Disajikan Maksimal 4 Jam Setelah Dimasak!

Empat jam. Bagi Dokter Tan Shot Yen, itulah batas aman yang tak boleh dilanggar dalam penyajian makanan bergizi gratis (MBG) di sekolah.

Istimewa/Tangkap layar YouTube TV Parlemen
KRITIK MBG - Ahli Gizi Dokter Tan Shot Yen saat audiensi bersama Komisi IX DPR RI terkait program MBG, Senin (22/9/2025). Dalam wawancaranya bersama TribunSolo pada Rabu (1/10/2025), Dokter Tan menyarankan bahwa jarak antara pengolahan makanan dan penyajiannya kepada anak-anak sekolah tidak lebih dari 4 jam setelah masakan tersebut matang. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Empat jam. Bagi Dokter Tan Shot Yen, itulah batas aman yang tak boleh dilanggar dalam penyajian makanan bergizi gratis (MBG) di sekolah.

Lewat aturan sederhana ini, ia ingin memastikan bahwa program unggulan pemerintah itu benar-benar menyehatkan, bukan malah jadi sumber penyakit.

“Kita mengetahui bahwa 5–6 derajat Celsius adalah suhu kritis dimana bakteri dan aneka mikroba itu bisa tumbuh. Jadi memang idealnya makanan ini sudah harus selesai dikonsumsi antara 2–4 jam makanan selesai dimasak,” ujar Dokter Tan saat dihubungi TribunSolo.com, Rabu (1/10/2025).

Baca juga: Menkeu Purbaya Lempar Wacana Alihkan Anggaran MBG ke Bansos, Pakar Ragukan Efektivitasnya

Peringatan itu ia sampaikan bukan tanpa alasan.

Menurutnya, dalam suhu ruang, makanan yang terlalu lama dibiarkan justru menjadi tempat berkembang biak bakteri.

Jika tidak hati-hati, niat baik memberikan gizi sehat untuk anak-anak bisa berbalik membawa risiko kesehatan.

Tak berhenti di situ, Dokter Tan juga menyinggung soal wadah stainless yang dipakai dalam program MBG.

Baca juga: Ada Kasus Keracunan MBG di Sragen, Program Dipastikan Lanjut, Menkeu Siapkan Rp 300 Triliun Lebih

Ia menekankan perlunya pengawasan ketat, mengingat banyak produk impor—terutama dari Tiongkok—yang diproduksi menggunakan grease berbahan minyak babi.

“Nah yang menjadi problem kan bukan sekadar stainless-nya mempunyai kualitas yang baik atau food garanted. Tapi stainless ini juga harus diproduksi dengan cara-cara yang tidak menyalahi ajaran. Karena Indonesia ini kan negara yang mayoritas muslim, maka tidak menggunakan minyak babi,” jelasnya.

Meski demikian, Dokter Tan tetap percaya bahwa MBG bisa menjadi investasi besar bagi masa depan bangsa.

Dengan pengelolaan yang benar—mulai dari cara memasak, menjaga waktu penyajian, hingga pengawasan wadah makanan—program ini dapat menjadi jawaban atas masalah malnutrisi dan gizi anak.

“Ujung-ujungnya jangka panjang menjelang tahun 2045, kita akan mendapatkan generasi yang jauh lebih baik,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan akan mengalihkan anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ke bantuan sosial.

Hal tersebut apabila dana yang telah digelontorkan untuk menjalankan program prioritas Presiden Prabowo Subianto itu tidak terserap secara optimal oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved