Makan Bergizi Gratis di Solo

Kendala Utama Pembangunan Dapur SPPG di Solo : Kualitas Air Belum Penuhi Standar Kelayakan

Air di sejumlah wilayah Solo masih banyak yang belum memenuhi standar kelayakan untuk mengolah makanan di dapur MBG.

Penulis: Andra Pratama | Editor: Putradi Pamungkas
TribunSolo.com/ Andreas Chris
KUALITAS AIR - Wakil Ketua Satgas MBG Kota Solo, Purwanti, saat ditemui Kamis (13/11/2025). Ia menegaskan bahwa air di sejumlah wilayah Solo masih banyak yang belum memenuhi standar kelayakan untuk mengolah makanan di dapur MBG. 

Ringkasan Berita:
  • Kondisi air di Kota Solo masih banyak yang belum layak untuk mengolah makanan di dapur MBG, sehingga SPPG wajib menggunakan filter penetral
  • Hingga kini ada 26 SPPG beroperasi, dengan 16 tambahan dalam tahap pembangunan; Pasar Kliwon belum memiliki SPPG aktif
  • Pemkot Solo terus memfasilitasi yayasan agar memenuhi standar kelayakan, termasuk kualitas air dan keamanan pangan

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto

TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Kendala utama yang pembuatan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Solo adalah kualitas air.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Satgas MBG Kota Solo, Purwanti.

Ia menegaskan bahwa air di sejumlah wilayah Solo masih banyak yang belum memenuhi standar kelayakan untuk mengolah makanan di dapur SPPG.

“Untuk air yang akan digunakan oleh SPPG ini wajib memenuhi syarat. Syarat bakteriologi ialah tidak boleh mengandung bakteri, karena memang ada treatment atau intervensi yang harus dilakukan oleh SPPG manakala dari hasil uji laboratorium air itu mengandung bakteri,” jelas Purwanti saat ditemui TribunSolo.com, Kamis (13/11/2025).

DAPUR SPPG - Suasana di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Penumping Laweyan Solo, belum lama ini. Kendala utama yang dihadapi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Solo adalah kualitas air.
DAPUR SPPG - Suasana di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Penumping Laweyan Solo, belum lama ini. Kendala utama yang dihadapi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Solo adalah kualitas air. (TribunSolo.com / Ahmad Syarifudin)

Untuk mengatasi hal tersebut, banyak Satuan Penyediaan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG menggunakan filter penetral air.

Meski menjadi tantangan, Purwanti menegaskan bahwa yayasan-yayasan tetap berkomitmen memenuhi standar yang ditetapkan.

“Iya menjadi tantangan, tapi bisa ditunjukkan juga akhirnya toh juga memenuhi juga 26 SPPG,” kata Purwanti.

Di sisi lain, problem limbah juga sempat mencuat beberapa waktu lalu.

Berdasarkan pantauan TribunSolo.com, limbah cucian dari dapur SPPG Banyuanyar 3 Banjarsari, Solo meluap ke saluran warga dan menimbulkan bau menyengat.

Setidaknya 10 hingga 20 rumah terdampak akibat pencemaran tersebut.

Bau tak sedap akibat limbah tersebut sudah mengganggu warga selama sekitar satu bulan.

Baca juga: Sempat Tuai Penolakan Warga, Proyek Dapur SPPG Sekitar Kediaman Gibran di Solo Bakal Lanjut

Dapur MBG di Solo

Hingga kini terdapat 26 SPPG yang sudah beroperasi di berbagai kecamatan di Kota Solo.

Sebanyak 16 SPPG tambahan sedang dalam tahap pengajuan syarat dan pembangunan.

Dari total tersebut, belum ada SPPG yang beroperasi di Kecamatan Pasar Kliwon.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved