Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Mahasiswa Kedokteran Ini Bunuh Diri Gara-gara Chatting Pribadinya Disebar Kawannya

Dalam chatting-nya Ted mengatakan pernah tidur bersama seorang mahasiswi yang atraktif.

Penulis: Efrem Limsan Siregar | Editor: Junianto Setyadi
WALES NEWS SERVICE via Mirror.co.uk
Edward Senior semasa hidup. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Efrem Siregar

TRIBUNSOLO.COM, SWANSEA - Cita-cita Edward Senior menjadi seorang dokter pupus setelah ia  meninggal dunia, diduga gara-gara candaan temannya di media sosial.

Ted, demikian sapaannya, adalah mahasiswa kedokteran dari Universitas Swansea, Wales.

Ia dikenal cerdas dan baik hati di antara mahasiswa lainnya.

Sebagaimana mahasiswa lain, dia sering meluangkan waktu bersama temannya dan bercerita tentang pengalaman masing-masing.

Baca: Pemindahan 4 Anggota DPRD Tersangka Korupsi Diwarnai Penghadangan Mobil Tahanan oleh Keluarga

Di kampus, Ted juga ikut bergabung dalam tim olahraga rugby.

Dilansir TribunSolo.com dari situs The Telegraph, Rabu (7/3/2018), Ted menceritakan sebuah kisah privasi kepada teman rugby-nya melalui sebuah pesan singkat.

Dalam chatting-nya Ted mengatakan pernah tidur bersama seorang mahasiswi yang atraktif.

Namun, pesan Ted ini tidak bisa dipahami secara bijaksana oleh temannya.

Baca: Hakim Jatuhkan Vonis Enam Tahun Penjara kepada Pretty Asmara

Pesan ini justru disebarkan melalui media sosial hingga akhirnya meruak di kalangan mahasiswa di kampusnya.

Ted merasa malu dan khawatir jangan-jangan akan dikeluarkan dari kampus karena chat itu.

Ia takut keinginannya menjadi dokter gagal.

Ted pun kembali ke rumah dan bertemu keluarganya.

Baca: Calon Penumpang di Medan Dikeroyok Driver Taksi Online Diduga karena Batalkan Order

Namun, tanggal 12 Februari 2018 menjadi momen terakhir bagi Ted untuk melihat terangnya cakrawala.

Ia ditemukan bunuh diri di dalam sebuah hutan.

Kabar kematiannya dibenarkan oleh saudaranya, Max.

"Selama 22 tahun besama kami, dia memberikan dampak yang luar biasa pada kehidupan banyak orang," katanya.

Baca: Baru Pulang Melamar Kerja, Janda Muda di Cibinong Dapat Rezeki Nomplok, Kisahnya Berawal dari Haus

"Dia menerangi suasana dengan senyumannya," ujar Max.

"Ted adalah teman untuk semua orang dan selalu memberikan yang terbaik agar bisa membantu orang yang membutuhkannya," kata Max menambahkan.

Orang tua Ted, Paul dan Diana, merasa terpukul dan sulit membicarakan tragedi yang menimpa anaknya.

Juru Bicara Universitas Swansea pun turut menyesalkan kepergian Ted.

Baca: Usianya Baru 16 Tahun, Tapi Tinggi Badan Bocah Ini Sudah Mencapai 2,2 Meter

"Kami benar-benar sangat sedih mendengar kematian mahasiswa kedokteran kami, Edward Senior," kata juru bicara kampus itu.

Namun, pihak Universitas Swansea enggan memberitahu, apakah Ted memang diskorsing pada saat chat tersebut tersebar.

Untuk mengenangnya, Max berinisiatif mendirikan sebuah yayasan atas namanya untuk membantu anak muda lain  yang mengalami rundungan seperti yang dialami Ted.

Max kemudian membuat sebuah website untuk mengumpulkan donasi.

Baca: Kapolri Promosikan Polisi yang Tangani Kasus Tanah Abang Jadi Kapolres Tangsel

Sejauh ini donasi yang terkumpul mencapai 12 ribu pounds atau sekitar Rp229 juta.

Pihak kepolisian dilaporkan tengah menidaklanjuti tragedi yang mahasiswa berusia 22 tahun ini. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved