Breaking News
Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuota Keluarga Miskin Masih Jadi Polemik di PPDB 2018 Kota Solo

Dalam aduannya, Arius bersama belasan orang tua siswa lainnya menginginkan pelaksanaan PPDB yang fair dan tidak memihak.

Penulis: Imam Saputro | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNKALTIM.CO/FACHMI RACHMAN
Ilustrasi PPDB Online dengan sistem zonasi. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kuota siswa kategori keluarga miskin kembali jadi polemik di pendaftar Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Solo.

Seperti salah seorang orang tua siswa asal SMPN 4 Surakarta, Arius Tri Wibowo yang mengaku kecewa karena kedua putranya harus terdepak dari pendaftaran SMAN 4 Surakarta.

"Anak saya nilainya rata-rata 7,5 tapi tergeser oleh siswa gakin yang nilainya di bawah anak saya," kata dia di Posko Pengaduan PPDB di Balai Pengendali Pendidikan Menengah dan Khusus (BP2MK) Wilayah III Solo, Kamis (5/7/2018) siang.

"Seharusnya bersaing dengan nilai, boleh saja miskin, tapi bersaingnya pakai nilai," ujarnya.

Baca: Bocah Laki-laki Korban Bom di Pasuruan Jatim Kini Dirawat di RS

Dalam aduannya, Arius bersama belasan orang tua siswa lainnya menginginkan pelaksanaan PPDB yang fair dan tidak memihak.

“Baiknya sama-sama berkompetisi dengan sehat dan fair saja, istilahnya anak kami sudah berdarah-darah cari nilai bagus tapi kalah dengan siswa gakin yang nilainya rendah," kata dia.

Dalam Juknis PPDB SMA/SMK yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah menyebutkan siswa gakin dapat langsung diterima di zona 1.

Syaratnya harus menyertakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) ataupun keterangan lain yang disahkan pemerintah daerah.

Baca: Tulis Dua Kalimat, Begini Reaksi Ruben Onsu saat Dimintai Sumbangan Pembangunan Masjid

Dalam aturan tersebut tidak membatasi kuota maksimal gakin yang bisa diterima di SMA.

Hal itu yang menimbulkan protes di orang tua siswa yang merasa anaknya terdepak oleh kuota gakin yang tak terbatas tersebut.

"Ini anak saya di negeri kayaknya sudah tidak bisa, terpaksa ke swasta," kata dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved