Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

BMKG Imbau Wisatawan Tak Mandi di Laut sampai 31 Juli 2018

Sementara itu BMKG merilis prakiraan tinggi gelombang laut di Jawa barat pada tanggal 26-31 juli 2018.

Editor: Hanang Yuwono
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
Sejumlah anggota SAR berusaha memindahka menara pandang akibat terjangan gelombang tinggi di kawasan pantai Parangtritis, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (9/6/2016). 

TRIBUNSOLO.COM, BANDUNG - Kepala Stasiun Geofisika Bandung BMKG Toni Agus Wijaya menyebut bahwa penyebab gelombang laut tinggi akhir-akhir ini karena adanya peningkatan kecepatan angin di Laut Selatan Jawa, hingga 37 km per jam.

Hal ini dijelaskan Toni melalui pesan singkat ke Kompas.com, Kamis (26/7/2018).

Menurut dia, gelombang tinggi laut berpotensi terjadi tiap tahun di puncak musim kemarau antara Juli-Agustus.

"Disebabkan oleh menguatnya angin timuran dari benua Australia yang melewati pulau Jawa."

"Dan ada perbedaan tekanan udara antara belahan bumi utara dan selatan," jelasnya.

Bantah Pernah Jadi Komisaris Freeport, Amien Rais: Buktikan, Saya Kasih Rp 100 Juta

Penyebab tekanan udara sendiri memang kerap terjadi setiap tahunnya.

"Itu karena perubahan posisi matahari"

"Saat ini matahari di belahan bumi utara khatulistiwa," terangnya.

Toni menjelaskan jika fenomena ini tidak ada kaitannya dengan bulan purnama.

"Gelombang laut yang tinggi disebabkan oleh angin," katanya.

Sementara itu BMKG merilis prakiraan tinggi gelombang laut di Jawa barat pada tanggal 26-31 juli 2018.

*Laut Selatan, Jawa Barat :

• Tanggal 26 Juli 2018 : 3,0 sampai 5,0 Meter

• Tanggal 27 Juli 2018 : 3,0 sampai 5,0 Meter

• Tanggal 28 Juli 2018 : 3,0 sampai 5,0 Meter

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved