UNS Solo Mulai Gunakan Sistem Pembelajaran Daring
"Karena harus diakui masih banyak dosen konvensional yang mengajar bahkan hanya dengan membawa satu buku saja,” ujar Ravik.
Penulis: Imam Saputro | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mulai menggunakan Sistem Pembelajaran Daring (Spada).
Secara resmi UNS mengenalkan penggunaan Spada, Kamis (16/8/2018).
Spada merupakan pengembangan dari pembelajaran campuran (blended learning) antara pembelajaran konvensional secara tatap muka dengan pembelajaran secara daring.
Lewat sistem pembelajaran ini diharapkan UNS menjadi universitas yang lebih maju lewat penerapan metode belajar daring.
• Komjen Pol Ari Dono akan Diangkat Sebagai Wakapolri Siang Ini Gantikan Komjen Syafruddin
Rektor UNS, Ravik Karsidi menargetkan dalam jangka dua sampai tiga tahun ke depan, pihaknya baru bisa mengunggah semua mata kuliah ke spada.
"Saat ini masih sekitar 130 atau baru 10 persen dari total mata kuliah yang kami punya," kata Ravik, Kamis (16/8/2018).
Menurutnya, proses transformasi ini gampang-gampang susah.
"Karena harus diakui masih banyak dosen konvensional yang mengajar bahkan hanya dengan membawa satu buku saja,” ujar Ravik.
• Hotman Paris Buka-bukaan soal Hubungannya dengan Asisten Pribadi yang Berparas Cantik
Pihaknya sudah minta ke semua fakultas untuk segera memasukkan makul ke spada.
"Sehingga dalam beberapa hari ke depan makul akan terus bertambah, ke depan akan ada gerakan satu dosen satu makul di spada, minimal mulai di semester ini,” papar rektor.
Ravik menjelaskan Spada merupakan program nasional Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
“Kalau selama ini blended learning lebih banyak melayani internal hanya mahasiswa UNS saja, dengan spada, mindset-nya harus berubah,"kata dia.
• Lantaran Ceramah Kontroversial, Ustaz Evie Effendi 4 Jam Diperiksa Ditreskrimsus Polda Jabar
Spada tidak hanya melayani mahasiswa UNS, tapi juga bisa diakses dan digunakan oleh mahasiswa dari universitas lain.
Ravik menambahkan dengan spada, mahasiswa bisa transfer kredit antar universitas.
Ada beberapa makul yang dipilih Dikti untuk dijamin mutunya.
Kemudian Dikti akan meluncurkan ijazah dengan transfer kredit tersebut dan diakui oleh kementerian. (*)