Pilpres 2019
Relawan Pendukung Jokowi di Solo Kritisi Pidato "Tampang Boyolali" Prabowo
Relawan Nusantara Joko Widodo Dua Periode (RNJ2P), mengkritisi pidato Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto soal "Tampang Boyolali".
Penulis: Facundo Crysnha Pradipha | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Diah Warih Anjari, Sekjen Relawan Nusantara Joko Widodo Dua Periode (RNJ2P), mengkritisi pidato Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto soal "Tampang Boyolali".
Pidato yang mengundang perkara hukum dan aksi protes warga itu dinilai sebagai bentuk kongkret dari politik rasis yang tidak perlu dilakukan seorang capres.
"Sebagai capres tidak seharusnya Pak Prabowo mengadopsi politik rasis, apalagi Indonesia berbeda dengan negara lain, kita punya keberagaman dan perbedaan yang harusnya dihormati," jelasnya kepada wartawan Selasa (6/11/2018) siang.
• Seribu Orang Akan Bersihkan Pasar Legi Solo, Minggu Pagi 11 September 2018
Meskipun begitu, ia tak menampik jika politik rasis di sejumlah negara terbukti sukses membuat capres menjadi presiden.
Misalnya, Donald Trump berhasil menjadi Presiden Amerika Serikat dengan kampanye rasis saat Pilpres 2016.
Ada juga Jair Bolsonaro yang baru saja memenangkan pemilihan umum Presiden Brasil pada 28 Oktober lalu.
Saat itu Jair selama kampanye sering mengeluarkan pernyataan rasis.
Ditegaskannya, ironis apabila politik rasis diterapkan di Indonesia yang berbeda dengan Amerika maupun Brasil.
Pasalnya, kata dia, Indonesia merupakan sebuah bangsa yang dibangun dengan darah dan keringat para pahlawan serta ulama.
"Saya melihat ini bisa saja bagian dari strategi busuk mereka untuk menggiring opini publik demi kepentingan politik mereka, setelah strategi kebohongan Ratna Sarumpaet terbongkar, kini mereka bermain strategi politik rasis," paparnya.
• Pemkot Surakarta Akan Siapkan Hanggar Bagi Pedagang Pasar Legi
Sebelum ada "Tampang Boyolali", kubu Prabowo juga gencar melakukan politik rasis melalui tagar #2019GantiPresiden.
Gerakan itu disebut Warih sebagai bentuk kebencian terhadap presiden.
"Apa iya harus sampai seperti itu hanya untuk mencari simpati pemilih, padahal politik rasis hanya akan menimbulkan perpecahan dan mengancam NKRI," imbuhnya.
Selanjutnya, dia berharap Prabowo menunjukkan sikap ksatria dengan meminta maaf secara terbuka kepada warga Boyolali.