Pemilu 2019

Jokowi: Setop Politik Genderuwo yang Menakuti Rakyat

Presiden Joko Widodo menegaskan agar politisi menghentikan berpolitik layaknya genderuwo yang menakut-nakuti rakyat.

Editor: Fachri Sakti Nugroho
Biro Pers Setpres/Laily Rachev
Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi saat sesi wawancara dengan awak media di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (6/11/2018) 

TRIBUNSOLO.COM - Presiden Joko Widodo menegaskan agar politisi menghentikan berpolitik layaknya genderuwo yang menakut-nakuti rakyat.

Sebab, di tahun politik saat ini diharapkan politik yang penuh dengan kegembiraan.

"Pesta demokrasi mestinya penuh dengan kegembiraan, penuh dengan kesenangan," kata Presiden kepada wartawan usai meresmikan tol di Kabupaten Tegal, Jumat (9/11/2018).

Apalagi, masyarakat kini sudah sangat matang dalam berpolitik, memberikan suara dengan memilih secara jernih dan rasional.

Jawaban BKN Atas Keluhan Warganet Terhadap Passing Grade CPNS yang Tinggi

Sehingga, politikus harus mengarahkan kematangan dan kedewasaan berpolitik.

Bukan dengan cara-cara berpolitik dengan propaganda yang menakut-nakuti, menimbulkan kekhawatiran, ketidakpastian, dan keragu-raguan masyarakat.

"Ini cara-cara berpolitik yang tidak beretika seperti ini jangan diterus-teruskan. Setop, setop!" tambah Presiden.

Tapi sayangnya, dirinya enggan membocorkan untuk siapa sindiran itu ia tujukan.

"Enggak, saya sampaikan itu politikus genderuwo, ya dicari saja politikusnya," tegas dia.

Tapi secara prinsip, Jokowi kembali menegaskan agar para politikus hijrah dari ujaran kebencian kepada ujaran kebenaran, hijrah dari pesimisme kepada optimisme, hijrah dari kegaduhan ke kerukunan dan persatuan.

Garuda Online Travel Fair 2018 Segera Hadir, Saatnya Berburu Tiket Murah ke Destinasi Impian

Sekadar tahu saja, istilah politikus genderuwo itu disebutkan Jokowi saat membagikan 3.000 sertifikat tanah.

"(Politikus yang tidak pakai etika politik yang baik. Tidak pakai sopan santun politik yang baik. Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran," katanya di GOR Tri Sanja, Kabupaten Tegal, Jumat pagi (9/11/2018).

Tak hanya itu, setelah ditakut-takuti politikus itu kerap membuat sebuah ketidakpastian dan menggiring masyarakat yang tidak benar serta ragu-ragu.

"Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masak masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Enggak benar kan? itu sering saya sampaikan itu namanya politik gerenduwa (genderuwo), nakut-nakuti," tambah Presiden.

"Jangan sampai seperti itu. Masyarakat ini senang-senang saja kok ditakut-takuti. Iya tidak? Masyarakat senang-senang kok diberi propaganda ketakutan. Berbahaya sekali," lanjut dia.

Tanggapi soal Bendera dan Habib Rizieq, Slamet Maarif: Kita Tak Pernah Ngomong BIN, Kok Bereaksi?

Sumber: Kontan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved