Raja Keraton Solo Meninggal Dunia

Sejarah Masjid Pajimatan Imogiri Bantul DIY Tempat Dimana Jenazah Pakubuwono XIII Disalatkan

Dilangsungkan prosesi serah terima jenazah dari pihak Keraton Surakarta dalam hal ini Senopati Lampah kepada Bupati Pajimatan

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Tribun Jogja
Masjid Pajimatan Imogiri memiliki kisah panjang sejarah. Sebab, selain sebagai tempat ibadah, masjid ini menjadi simbol harmonisasi dua wilayah. Masjid Pajimatan Imogiri dibangun tahun 1632 era pemerintahan Sultan Agung Mataram III, yaitu Prabu Hanyokrokusumo. 

Ringkasan Berita:
  • Masjid Kagungan Ndalem Pajimatan Imogiri dibangun era Sultan Agung (1613–1645 M) untuk tempat ibadah abdi dalem kompleks makam raja-raja Mataram.
  • Masjid bergaya arsitektur Jawa ini memiliki atap tajug, sokoguru, dan mustoko kenanga dari tembaga.
  • Pada 5 November 2025, PB XIII dimakamkan di Imogiri setelah disalatkan di masjid ini dalam prosesi khidmat.

TRIBUNSOLO.COM, BANTUL - Pada Rabu (5/11/2025), Masjid Kagungan Ndalem Pajimatan Imogiri kembali menjadi saksi sejarah penting. Jenazah Raja Kasunanan Surakarta, Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII, tiba di Makam Raja-Raja Imogiri, Kabupaten Bantul, pada pukul 12.35 WIB.

Berdasarkan pantauan Tribun Jogja, jenazah tiba menggunakan bus dengan pengawalan ketat dan iring-iringan rombongan dari Keraton Surakarta.

Baca juga: Raja Keraton Solo PB XIII Wafat, Tedjowulan Harapkan Suksesi Raja Solo Selanjutnya Tak Tergesa-gesa

Setibanya di kompleks makam, dilangsungkan prosesi serah terima jenazah dari pihak Keraton Surakarta dalam hal ini Senopati Lampah kepada Bupati Pajimatan yang bertugas di Makam Raja-Raja Imogiri.

Meski hujan gerimis turun, prosesi berlangsung dengan khidmat dan disaksikan ribuan masyarakat dari berbagai daerah yang datang untuk memberi penghormatan terakhir.

Selanjutnya, jenazah disalatkan di Masjid Pajimatan Imogiri, menegaskan peran penting masjid ini dalam setiap prosesi keagamaan dan kenegaraan yang berkaitan dengan tradisi Mataram.

Sejarah Masjid Kagungan Ndalem Pajimatan Imogiri

Masjid Kagungan Ndalem Pajimatan Imogiri merupakan salah satu peninggalan bersejarah penting dari masa Kesultanan Mataram Islam. Masjid ini terletak di Dusun Payaman, Kelurahan Girirejo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul.

Lokasinya berada dalam kompleks yang sama dengan Makam Raja-raja Mataram di Imogiri, tepatnya di sisi barat tangga naik menuju area makam.

Keberadaannya yang berdampingan dengan makam raja menunjukkan fungsi spiritual dan simbolis yang erat kaitannya dengan tradisi keraton.

Diperkirakan Masjid Kagungan Ndalem Pajimatan Imogiri dibangun pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613–1645 M), tidak lama setelah pembangunan kompleks makam kerajaan.

Baca juga: Jokowi Ikut Melepas Jenazah Raja Keraton Solo PB XIII di Loji Gandrung Sebelum Dibawa ke Imogiri

Pendirian masjid ini memiliki tujuan utama sebagai tempat ibadah bagi para abdi dalem dan petugas yang menjaga serta melayani kegiatan keagamaan di kompleks makam. Seiring waktu, masjid ini juga menjadi pusat aktivitas keagamaan masyarakat sekitar Imogiri.

Nama “Kagungan Ndalem” sendiri mengandung arti bahwa masjid ini merupakan milik raja atau keraton, menandakan statusnya sebagai masjid yang memiliki hubungan langsung dengan kekuasaan dan tradisi istana Mataram.

Masjid Kagungan Ndalem Pajimatan Imogiri dibangun dengan gaya arsitektur tradisional Jawa yang kental. Struktur atap ruang utamanya menggunakan model tajug, bentuk atap yang lazim digunakan pada masjid-masjid tradisional di Jawa karena melambangkan kesakralan dan keagungan.

Pada bagian puncak atap terdapat mustoko berbentuk bunga kenanga dari tembaga, yang menjadi simbol keharuman dan kemuliaan.

Komponen penyusun atap seperti usuk dan reng disusun dengan pola ngruji payung, sementara penutup atapnya menggunakan genteng tanah liat.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved