Pesawat Lion Air Jatuh
Keluarga Korban Lion Air JT 610 Gugat Boeing, Menhub : Itu Hak Mereka
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, tindakan dan upaya yang dilakukan keluarga korban jatuhnya pesawat tersebut hak individu
TRIBUNSOLO.COM, TANGERANG - Pascajatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 beberapa waktu lalu, salah satu keluarga korban menggugat The Boeing Company selaku produsen pesawat Boeing 737 MAX 8.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, tindakan dan upaya yang dilakukan keluarga korban jatuhnya pesawat tersebut merupakan hak individu.
Pemerintah tidak akan ikut-ikutan dalam ranah ini.
"Bahwa ada yang menuntut itu hak individu"
"Jadi pemerintah tidak mungkin ikut dalam persepsi masing-masing," kata Budi kepada awak media di Tangerang, Minggu (18/11/2018).
• Grand Final Pocary Sweat Futsal Championship Digelar di Solo
Budi menyatakan, meskipun tidak ikut campur soal itu, pihaknya berkewajiban melakukan evaluasi terhadap kecelakaan pesawat yang terjadi di perairan Tanjung Karawang, Provinsi Jawa Barat, Senin (29/10/2018) lalu.
Kemenhub akan melihat persoalan ini secara konstruktif atau menyeluruh.
"Jadi gini, kalau kami melihat sesuatu itu harus konstruktif"
"Justifikasi orang bisa saja, tapi kami ada sandarannya"
"Berulang-ulang kami sudah sampaikan, pihak yang berwenang memberikan evaluasi terhadap kecelakaan ini adalah KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi)," jelasnya.
• Satlantas Polres Karanganyar Imbau Anak di Bawah Umur Pakai Sepeda Ontel dari pada Naik Motor
Dia menambahkan, atas insiden ini pemerintah akan mengeluarkan dan menjatuhkan sanksi kepada manajemen Lion Air.
Pihaknya bersama KNKT terus melakukan komunikasi terkait penanganan dan investigasi penyebab jatuhnya pesawat yang merenggut korban jiwa.
"Role atau relnya itu sudah ada"
"Jadi kami akan tunggu KNKT, apa yang direkomendasi, itu yang akan kami lakukan"
"Sanksi dikeluarkan pemerintah, tapi rekomendasi oleh KNKT," tuturnya.
• Mayat Pria Tak Dikenal Ditemukan di dalam Tong oleh Seorang Pemulung di Bogor