Rocky Gerung Sebut Reuni Akbar 212 Bentuk Protes Ketidakadilan, Boni Hargens: Siapa yang Ditindas?
Pengamat politik Rocky Gerung turut angkat bicara soal Reuni Akbar 212. Ia menyebutnya sebagai reuni akal sehat.
Penulis: Rohmana Kurniandari | Editor: Putradi Pamungkas
Di tengah-tengah penjelasannya, tiba-tiba pengamat politik Boni Hargens mengiterupsi.
"Di sini pertanyaanlah adalah 212, siapa yang ditindas di sana? Siapa yang menindas umat Islam di republik ini? Saudara, 32 Orde Baru itu adalah sejarah penghancuran hak-hak sipil dan hak politik masyarakat."
"Kalau hari ini kita paksakan Joko Widodo 4 tahun berkuasa menutup semua kegagalan Orde Baru, itu sebuah kekejian yang tidak masuk akal," ujar Boni Hargens.
Rocky Gerung pun berusaha menjelaskan kembali maksud pernyataannya.
"212 bukan lagi soal Ahok, kenapa dibalikkan kesitu? karena dia sudah menjadi monumen, momennya sudah selesai, yang kuantitas jadi kualitas, dan orang bicara itu hari ini sehingga dihubungkan dengan elektabilitas, masuk akal," ujarnya.
Menurut Rocky Gerung, muatan politis dengan sendirinya menempel pada aksi tersebut.
"Kalau dibilang politis, ya dengan sendirinya politis. Jokowi enggak hadir aja udah politis itu. Tapi kan ini ada Prabowo dan sebagainya, ya karena diundang. Jadi apa yang disebut politis itu sama halnya kalau kita membuat definisi, politis adalah ucapan retorika politik," jelas Rocky Gerung.
Simak selengkapnya berikut ini:
(TribunSolo.com/Rohmana Kurniandari)