Warga Tutup Jalan Pakai Tembok di Wonosobo karena Kalah Pilkades
Soim Pamuji, warga Wonosobo, menutup jalan antar-desa setelah kalah bertarung pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) setempat.
TRIBUNSOLO.COM - Soim Pamuji, warga Desa Rejosari, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, belakangan menjadi perbincangan hangat di media sosial lantaran menutup jalan antar-desa setelah kalah bertarung pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) setempat.
Warga tidak bisa lagi melewati jalan alternatif penghubung Desa Rejosari, Kecamatan Kalikajar dengan Desa Sindupaten, Kecamatan Kertek itu karena Soim membangun tembok kira-kira setinggi 2 meter.
Bahkan, di atas tembok dipasang pecahan kaca sehingga tidak bisa dipanjat.
Saat dikonfirmasi Kompas.com, Soim membenarkan penutupan jalan itu adalah inisiatifnya.
• Berpotensi Ganggu Penerbangan, 16 Balon Udara Besar di Wonosobo Disita Polisi
Namun, ia menjelaskan, tembok itu dibangun di atas tanah pribadinya yang sebelumnya memang digunakan untuk jalan pintas warga.
Soim mengakui pembangunan tembok itu sebagai bentuk kekecewaannya pada proses pilkades yang diikutinya beberapa waktu lalu.
Mantan Sekretaris Desa (Sekdes) Rejosari itu menilai pilkades sudah dinodai banyak kecurangan.
"Persoalannya bukan menang atau kalah, tapi supremasi hukum yang sebenarnya, bagaimana kalau ada kesepakatan (para calon kades) yang telah disetujui bersama Muspika tapi kok ada salah satu calon yang mengingkari kesepakatan itu," ungkap Soim, Jumat (4/1/2019).
Soim membeberkan sejumlah temuan kejanggalan menjelang pemungutan suara, seperti ada calon kades lain yang memberikan dan menjanjikan sesuatu kepada warga pada masa tenang.
Hal itu bisa mempengaruhi keputusan warga untuk memilih.
"Pada hari tenang, masing-masing calon kades tidak boleh memberi atau menjanjikan sesuatu yang tujuannya untuk memenangkan atau menguntungkan satu pihak. Ini sudah kesepakatan tapi dilanggar," katanya.
Kemudian, ada tim sukses calon kades lain yang ikut penjemputan warga dari rumah menuju tempat pemungutan suara.
"Angkutan penjemputan pengguna hak pilih dikawal anggota linmas, semua tim sukses tidak boleh ikut. Tapi semua dilanggar," tandas Soim.
Soim mengaku aksinya itu sebagai pembelajaran kepada masyarakat supaya menjalankan dan menghormati segala sesuatu yang sudah menjadi kesepakatan bersama.
"Mestinya yang jadi perhatian itu yang melanggar saat pilkades, bukan tembok ini karena ini kan tanah ayah saya," tuturnya.
• Sandiaga Unggah Momen saat Mendapat Sumbangan dari Warga, Tamir Masjid dan Komunitas Laundry Borneo