Kasus Stunting Tinggi, Kemenkominfo Gencarkan Sosialisasi Pencegahan Stunting ke Daerah-daerah
Kasus gagal tumbuh pada anak karena kekurangan gizi atau stunting di Indonesia dinilai cukup mengkhawatirkan.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
"Kampanye isi Piringku, sajian satu piring terdiri dari 50 persen buah dan sayur, sedangkan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein. Agar Kampanye 'Isi Piringku' berjalan efektif harus disesuaikan dengan daerah masing-masing," urainya.
Ia juga mengimbau agar menghindari pernikahan dini. Sebab kondisi wanita yang belum cukup umur saat menikah dikhawatirkan menjadikan minim pengetahuan bagi ibunya yang masih muda.
• Bekal Anak Bergizi dan Mengenyangkan Meski Tanpa Nasi, Coba Buat Resep Tortilla Selada Tuna
"Lakukanlah hal kecil misalkan minum air mineral yang cukup, cuci tangan pakai sabun, olahraga dengan teratur (30 menit per hari)," jelasnya.
Ia menambahkan kasus stunting bisa memicu dampak buruk sangat serius.
Pencegahan stunting sangat penting untuk mencapai SDM Indonesia yang berkualitas dan pertumbuhan ekonomi yang merata, serta memutus rantai kemiskinan antargenerasi.
Lantas ketika dewasa, anak yang mengalami kondisi stunting berpeluang mendapatkan penghasilan 20 persen lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami stunting.
"Stunting menghancurkan masa depan anak, bahkan sebelum mereka memulainya. Anak yang kekurangan gizi memiliki performa buruk di sekolah serta cenderung putus sekolah dibandingkan dengan teman-temannya yang mendapatkan gizi baik. Kondisi itu berpengaruh ke pendapatan dan masa depannya," tandasnya. (*)