Perpuhi Laporkan Garuda Indonesia Airlines ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Hal tersebut dilakukan menyusul kebijakan pembelian tiket umrah yang hanya diserahkan kepada tiga biro saja.
Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Putradi Pamungkas
Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Garudea Prabawati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Persaudaraan Pengusaha Travel Umrah Haji Indonesia (Perpuhi) melaporkan maskapai pelat merah Garuda Indonesia Airlines (GIA) ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Hal tersebut dilakukan menyusul kebijakan pembelian tiket umrah yang hanya diserahkan kepada tiga biro saja.
"Tentu ini merugikan biro umrah lokal, makanya seharusnya kebijakan semacam itu tidak serta merta diturunkan," ujar Ketua Perpuhi Her Suprabu kepada Tribunsolo.com, Sabtu (30/3/2019).
Pihaknya menyebut Pada surat yang pertama Perpuhi mengimbau agar GIA meninjau ulang kebijakan tersebut.
• Jelang Debat Keempat Pilpres 2019, Pendukung Jokowi-Maruf di Solo Siapkan Belasan Lokasi Nobar
Namun demikian, hingga saat ini baik formal maupun informal tidak ada respon dari GIA.
Saat ini GIA termasuk juga GIA Branch Office Solo tidak menjual rute Solo-Jeddah dan Solo-Madinah secara langsung, kecuali melalui tiga agen besar di Jakarta, yaitu Maktour, NRA, dan Kanomas.
Pihaknya menyayangkan kebijakan tersebut karena dengan melalui tiga agen besar itu para pengusaha travel umrah Solo sudah tidak bisa memesan tiket secara langsung kepada GIA Branch Office Solo.
Pihaknya menyebut, dampaknya biro umrah lokal harus membeli tiket umrah lebih mahal melalui ketiga biro umrah tersebut.
Dari sekitar Rp13,6 juta hingga Rp 13,7 juta menjadi Rp 15,6 juta.
"Kenaikannya sekitar 15 persen sendiri," imbuhnya.
• Kebakaran 100 Bangunan di Kolong Tol Pluit, Diduga Dipicu Kompor Meledak
Ditambah lagi untuk mendapatkan tiket memerlukan waktu yang cukup lama untuk dikonfirmasi dari agen tersebut.
Sementara itu Pengurus Bidang Keanggotaan Perpuhi sekaligus pemilik agen travel Ameera Tour Amir Basari mengatakan selama ini selalu mengandalkan GIA dalam setiap perjalanan umrah.
"Kalau tidak ada solusi, maka kami akan memilih maskapai lain, harapannya Citilink yang harganya lebih terjangkau," tutupnya. (*)