Enam Desain Busana Rotan Dipamerkan di Karnaval Grebek Penjalin IV Desa Trangsan Gatak Sukoharjo
Enam desain busana terbuat dari ornamen rotan dipamerkan dalam Karnaval Grebek Penjalin IV 2019 di Desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Sebanyak enam desain busana dengan menggunakan ornamen rotan dipamerkan dalam Karnaval Grebek Penjalin IV 2019 di Desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo, Selasa (30/4/2019).
Dengan berbagai desain menarik, enam model berjalan dari garis start menuju Kantor Kelurahan Desa Trangsan.
Menurut Widi Nugroho, salah satu model dan juga pengrajin Rotan dari Desa Trangsan, ini kali ketiga dia memamerkan busana rotannya.
"Ini yang ketiga, dulu pernah saya pamerkan dalam karnaval di kabupaten, dan saya pernah ikut Karnaval di Pemalang," katanya.
Dia mengaku merasa lelah dan pegal setiap mengikuti karnaval, karena busana yang dia kenakan memiliki bobot hingga 10 kg.
"Sedikit pegal sih, karena ini beratnya sekitar 10 kg, tapi enggak apa-apa, karena saya bisa memamerkan karya sendiri," katanya.
• Wakil Bupati Sukoharjo Buka Karnaval Grebek Penjalin IV di Desa Trangsan Gatak
Dia menambahkan, dari enam busana tersebut, tiga busana merupakan desain dari warga Trangsan, dan tiga lainnya merupakan desain dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Selain itu, ada kerajinan rotan berupa kura-kura dengan besar sekitar 2 x 1,5 meter yang dipamerkan dalam karnaval ini.
Menurut pembuatnya, Yoyok, temanya ada kura-kura di tengah kebun sayur, tema tersebut dikuatkan dengan sayur-mayur yang mengelilingi kura-kura rotan tersebut.
"Saya menghabiskan biaya Rp 2,6 juta untuk membuat kura-kura rotan ini, dengan waktu pengerjaan selama empat hari," katanya.
Dia membuat itu dengan tujuan sebagai simbol melestarikan budaya rotan di Desa Trangsan, serta petani yang sejahtera.

"Mudah-mudahan bisa diterima masyarakat, dan Menteri Perdagangan juga suka, sehingga bisa menumbuhkan industri rotan," katanya.
Salah seorang pengunjung, Valentina Ayu Pratama, mengaku senang dengan digelarnya grebek penjalin ini.
"Bagus-bagus festivalnya, semoga bisa diadakan terus dan rutin, karena menghibur dan untuk melestarikan rotan di Desa Trangsan ini," pungkasnya. (*)