Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Muhammad Akbar, Pemuda Disabilitas Asal Solo yang Berani 'Out Of The Box' di Tengah Keterbatasan

Akbar panggilannya, saat ini berprofesi sebagai pendidik bidang Information Technology (IT) di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Prof Dr Suharso.

Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
TRIBUNSOLO.COM/GARUDEA PRABAWATI
Muhammad Akbar, pemuda disabilitas asal Solo, saat ditemui pada Senin (29/4/2019). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Garudea Prabawati

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Terlahir menjadi seorang disabilitas bukan suatu halangan untuk terus mengejar tujuan hidup.

Seperti yang tersirat dalam diri Muhammad Akbar, pria berusia 21 tahun, yang terus konsisten mempertahankan passion serta independensi.

Akbar panggilannya, saat ini berprofesi sebagai pendidik bidang Information Technology (IT) di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Prof Dr Suharso, Solo.

"Passion saya sejak dulu adalah di bidang IT ini, hingga akhirnya usai lulus SMA saya diberikan amanah menjadi instruktur di sini yakni tahun 2017," katanya saat berbincang dengan TribunSolo.com, Senin (29/4/2019).

Bahkan di tengah keterbatasan fisiknya, Akbar mampu mengharumkan nama Indonesia di mata internasional dalam ajang perlombaan IT di Busan, Korea Selatan.

"Waktu itu saya lulus SMA terpilih jadi wakil Indonesia lomba IT di Korea, dan berhasil meraih juara 3 bidang design," imbuhnya.

Pesan Pengawas TPS di Solo sebelum Meninggal: Ingin Bertemu Presiden, Pemilu Serentak Jangan Diulang

Capaian tersebut selain meruncingkan passion-nya, juga menjadikan pemahaman tentang makna kehidupan baginya.

Akbar dengan tata tuturnya yang sederhana juga mengaku, menjalankan kesibukan lain di luar kegiatan mengajarnya.

"Saya mencoba menjadi YouTuber, tapi masih baru, konsep satu di antaranya review barang, dan saat ini jumlah subscriber saya baru 2.000-an," katanya.

Pihaknya juga menyebut hadirnya teknologi digital memang sangat tepat untuk memfasilitasi para disabilitas.

Bahkan sempat, sebelumnya saat kelas 3 SMP, Akbar sudah terjun ke dunia wirausaha online, yakni berjualan Hot Wheels.

Bahkan per bulan, lanjutnya, dapat meraup Rp 10 juta, namun memang usahanya tidak berlanjut hingga saat ini karena kondisi serta kesibukan mengajarnya.

Pihaknya juga mengaku, capaiannya tersebut juga atas dasar dukungan dari kedua orangtuanya, yang memberikan ruang berkembang kepada Akbar hingga akhirnya dapat terus bertahan dalam goal kehidupan.

"Saya ingin rekan-rekan disabilitas lainnya yang masih saja dipandang sebelah mata dapat terus menggapai mimpi dan berkembang dengan minat mereka," katanya.

Tentunya dengan perjuangan, konsistensi, serta kerja keras. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved