Pilpres 2019
Berdebat dengan Fadli Zon, Mahfud MD Beri Penjelasan tentang 'Garis Keras': Punya Sikap Konsisten
Pakar hukum dan tata negara, Mahfud MD memberikan penjelasan perihal pernyataan 'garis keras' yang disampaikannya beberapa waktu lalu.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNSOLO.COM - Pakar hukum dan tata negara, Mahfud MD memberikan penjelasan perihal pernyataan 'garis keras' yang disampaikannya beberapa waktu lalu.
Penjelasan ini disampaikan oleh Mahfud MD saat hadir dalam acara Catatan Demokrasi Kita di Tv One yang dihadiri pula oleh politisi Maruarar Sirait, Fadli Zon dan Ekonom Rizal Ramli, Selasa (30/4/2019).
Mahfud MD menjelaskan, pernyataannya tentang 'garis keras' itu disampaikan saat wawancara bersama salah satu stasiun televisi.
Dalam wawancara tersebut, Mahfud MD ditanya perihal rekonsiliasi pasca Pemilu 2019.
• BJ Habibie Gelar Diskusi Tertutup dengan Mahfud MD, Istri Gus Dur hingga Gus Sholah
Pertanyaan dari pewawancara kepada Mahfud MD tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan para pimpinan organisasi masyarakat (ormas) berbasis Agama di kediaman Jusuf Kalla (JK).
Mahfud MD menjelaskan, saat itu Jusuf Kalla meminta para pemimpin ormas keagamaan untuk mempertemukan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto guna melakukan rekonsiliasi.
"Jadi pada tanggal 22 itu ada rapat pimpinan ormas Islam."
"Di situ memutuskan pemilu berjalan dengan baik tapi sekarang masih panas."
"Pak JK menugaskan ormas-ormas Islam untuk mempertemukan Pak Jokowi dan Pak Prabowo dalam rangka rekonsiliasi," kata Mahfud MD.
Mahfud MD kemudian menjelaskan definisi garis keras menurutnya.
"Garis keras itu apa, dari berbagai literatur, hard liner is an adjective describing a stance on an issue that is inflexible and not subject to compromise," kata Mahfud MD menjelaskan definisi garis keras.
• Pendapat Mahfud MD Sebelum Relawan Ninja Sebut Klaim Presiden Prabowo Melanggar Hukum
Artinya, menurut Mahfud MD, garis keras adalah memiliki sikap konsisten dan tidak mau didikte.
Hal itu berbeda dengan radikal dan ekstrimis, menurut Mahfud MD.
"Jadi garis keras itu artinya orang punya sikap konsisten, tidak mau didikte, tidak mau dikampanyei."
"Dia bukan radikal, bukan ekstrim, tapi punya pendirian yang pokok," kata Mahfud.