Polisi Pakai Kulit Ari Sidik Jari untuk Mengungkap Identitas Korban Mutilasi di Malang
Polisi terus melakukan upaya guna mengungkap siapa yang menjadi mayat kasus mutilasi di Pasar Besar Kota Malang.
TRIBUNSOLO.COM - Polisi terus melakukan upaya guna mengungkap siapa yang menjadi mayat kasus mutilasi di Pasar Besar Kota Malang.
Kabar terbaru menyebutkan, bahwa Polisi akan mengandalkan kulit ari korban untuk proses identifikasi.
Kanit Identifikasi Polres Malang Kota Iptu Subandi mengatakan, pihaknya kini menunggu sidik jari korban melunak dan mengelupas.
• PNS Guru SD di Lamongan Cabuli 30 Muridnya, Korbannya Laki-laki dan Perempuan
Setelah itu, ia akan ambil kulit arinya dan akan diuji melalui alat identifikasi dengan mencocokkan melalui e-KTP.
"Nunggu empuk dulu, kalau sudah empuk nanti akan saya pindahkan ke jari saya biar sesuai," ucapnya kepada TribunJatim.com.
Iptu Subandi bilang, cara itu dilakukan karena jari korban sudah mengeras dan sudah berproses menjadi mumi.
Maka dari itu, ia sengaja menyimpan sidik jari korban untuk dikembangkan lagi guna mengungkap siapa korban sebenarnya.
Kini ia sedang mengupayakan proses reproduksi dengan harapan sidik jarinya itu bisa diangkat dengan tinta.
"Kalau sidik jari itu sudah mengeras, bisa dipastikan tidak akan bisa diambil dengan cara duplikat melalui tinta," jelasnya.
Sementara itu, pengembangan melalui foto juga kini sedang dilakukan oleh polisi.
• Tangani Kasus Mutilasi di Pasar Besar Malang, Jaksa Ini Rasakan Pengalaman Menakutkan
Tim Inafis Polres Malang sampai meminta bantuan kepada Tim Pusat Indonesia Fingerprint Identification System (Pusinafis) Bareskrim Mabes Polri untuk dikroscek bersama E-KTP.
Namun, hingga sampai saat ini hasilnya nihil.
"Biasanya kalau pengambilan sidik jarinya kurang bagus, orang tersebut belum daftar E-KTP," terangnya.
Korban sendiri kini telah dimakamkan di Pemakaman Umum Muharto, Kota Malang.
Dikarenakan Polisi sudah selesai melakukan identifikasi penyebab kematian korban dan juga hasil otopsi dari korban.