Sistem Zonasi PPDB 2019
Terpental Dari Zonasi, Wali Murid Asal Kartasura Protes Dengan Sistem Zonasi PPDB 2019
Deden Sumarno mendatangi kantor DPRD Kabupaten Sukoharjo untuk menyampaikan keluh kesahnya kepada anggota dewan, Kamis (4/7/2019).
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Seorang wali murid dari Dusun Kuncen, RT 01 RW 04, Wirogunan, Kartasura memprotes sistem zonasi ppdb 2019 yang dianggap membingungkan.
Deden Sumarno mendatangi kantor DPRD Kabupaten Sukoharjo untuk menyampaikan keluh kesahnya kepada anggota dewan, Kamis (4/7/2019).
"Saya bingung dengan sistem zonasi, harusnya sosialisai dilakukan saat murid masih di kelas 3 SMP, bukan saat calon murid mendaftar," katanya.
Dia awalnya mendaftarkan anaknya ke SMAN 1 Kartasura, lalu dipilihan kedua di SMAN 2 Sukoharjo, dipilihan ketiga SMAN 1 Banyudono Boyolali, dan SMAN Colomadu Karanganyar.
"Tanggal 1 Juli pukul 00.00 WIB, saya sudah mulai mendaftar PPDB Online, baru bisa tembus setengah jam kemudian mendapat 00.30 WIB."
• SMAN 1 Mojolaban Sukoharjo Jadi Alternatif Pendaftar PPDB Asal Solo Bagian Timur
"Dari jam 01.00 WIB saya lihat terus HP, kan kelihatan naik turunnya, sampai akhirnya anak saya terpental dari zonasi jarak penerimaan diatas 3,6 km," terangnya.
Lalu anaknya berinisial RDP malah masuk ke SMAN 1 Banyudono Boyolali yang jaraknya lebih jauh dari SMAN 2 Sukoharjo.
"Jarak rumah saya kan lebih dekat ke SMAN 2 Sukoharjo, tapi kok malah masuk ke SMAN 1 Banyudono," lanjutnya.
Dia mencoba mendaftarkan anaknya pada jalur prestasi zonasi, namun menurutnya kuota sudah penuh.
"Yang masih ada kuota jalur prestasi, namun saya disuruh mendaftar ke SMA luar zonasi, kan semakin jauh."
"Katanya zonasi untuk pemerataan, pemerataannya seperti apa?" lanjutnya.
Anaknya mengumpulkan nem 24,30 dengan masing-masing nilai Bahasa Indonesia 7,80, Matematika 4,50, Bahasa Inggris 6,00, dan IPA 6,00.
Karena sudah terlempar di SMA Negeri yang ada dalam zonasi rumahnya, dia terpaksa menyekolahkan anaknya di dalah satu SMA Swasta di Solo.
• Wali Kota Solo Kritisi Zonasi PPDB 2019: Ada Warga Solo Terlempar di Sekolah Luar Solo
"Masuk SMA Swasta kan biayanya lebih mahal," keluhnya.