Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Cerita Pejuang Swadaya Bawang Putih di Kalisoro, Karanganyar, Survive di Tengah Serbuan Impor

Sudah puluhan tahun, Kelompok Taruna Tani Maju di Pancot, Kalisoro, Karanganyar, berjuang membudidaya komoditas Bawang Putih jenis Tawangmangu Baru.

Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM/GARUDEA PRABAWATI
Kelompok Taruna Tani Maju di Pancot, Kalisoro, Karanganyar, berjuang membudidaya komoditas bawang putih jenis Tawangmangu Baru. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Garudea Prabawati

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sudah puluhan tahun, Kelompok Taruna Tani Maju di Pancot, Kalisoro, Karanganyar, berjuang membudidaya komoditas bawang putih jenis Tawangmangu Baru.

Ketua Kelompok Taruna Tani Maju, Bejo Supriyanto, mengatakan, mengisahkan, terkait perjuangan yang besar untuk membudidaya benih lokal bawang putih Tawangmangu Baru.

Pihaknya berkisah, dulu pernah jaya varietas bawang putih Tawangmangu Baru ini, hingga eksistensinya kian meredup karena adanya serbuan impor pada 1990-2000-an.

Kelompok Tani di Karanganyar Kembangkan Varietas Baru Bawang Putih Tawangmangu Super

Namun pihaknya berujar, terus survive berjibaku dengan produksi bawang putih Tawangmangu Baru tersebut.

Hingga sampai di masa pemulihan produktivitas, sekitar tahun 2014, di mana harga komoditas tersebut semakin membaik.

"Di 2017, bawang putih konsumsi simpan kering di rumah dua minggu harganya menjadi Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per kilogram (kg)," katanya kepada TribunSolo.com.

Dan saat ini untuk benih bawang putih Tawangmangu Baru ini dapat melepasnya di harga Rp70 ribu per kilogram pada Desember 2017-Februari 2018.

Pernah Dikunjungi SBY, Ini Lokasi dan Tarif Kamar di Nava Hotel Tawangmangu

Sementara itu, bersama Bank Indonesia Surakarta, dengan metode pengembangan bawang putih dobel kromosom, pihaknya optimistis hasil produksi akan lebih tinggi.

"Di mana bawang putih Tawangmangu Baru dibudidayakan lagi menjadi bawang putih Tawangmangu Super (Dobel Kromosom)," katanya.

Sebagai perbandingan, dikatakannya, bibit Bawang Putih Tawangmangu Baru sebanyak 600 kg/hektar lahan menghasilkan panen sebanyak 18 ton bawang putih cabut basah.

"Sedangkan untuk benih bawang putih dobel kromosom sebanyak 600 kg/hektar lahan, perhitungan saya mampu menghasilkan panen minimal 20 ton Bawang Putih Tawangmangu Super," katanya.

Harga Bawang Merah Stabil, Bahkan Harga Bawang Putih di Pasar Legi Solo Turun Pascakebakaran

Sementara itu, untuk kebutuhan pupuk per 1 hektar lahan membutuhkan sekitar 15-20 ton pupuk. Ia mengatakan konsumsi pupuk sebanyak itu untuk satu kali masa tanam.

"Kalau untuk jenis pupuknya kami menggunakan pupuk organik, jadi buatan sendiri karena di sini cukup mudah memperoleh limbah kotoran sapi, kuda, dan kambing," tutupnya.

Butuh Proses Panjang

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved