Bebatuan Purba Ditemukan di Lereng Merapi, Belum Diketahui Peninggalan Kerajaan Hindu atau Buddha
Jika dilihat dari segi arsitektur, batu-batu itu ini memiliki kesamaan dengan arsitektur candi-candi yang ada di sekitar lereng Gunung Merapi.
TRIBUNSOLO.COM, MAGELANG - Puluhan keping batu purbakala ditemukan di lereng Gunung Merapi, di Dusun Gendelan, Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Hasil peninjauan awal oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, batu-batu jenis andesit itu merupakan struktur atau bagian komponen dari candi peninggalan abad ke-8 sampai ke-9.
"Kalau dari tinjauan awal, batu-batu ini merupakan struktur dari sebuah candi, bukan candinya," kata Wahyu Kristanto, peneliti Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Rabu (14/12/2016).
"Karena candi itu merupakan bangunan."
"Bisa jadi ini semacam pagar karena tidak tinggi," katanya.
Menurut Wahyu, pihaknya belum dapat menyimpulkan lebih pasti atas temuan tersebut.
Sebab, data yang diperoleh di lokasi penemuan masih terlalu minim.
Adapun batu-batu itu ditemukan terpendam di dalam tanah lereng yang sebelumnya adalah lahan pertanian milik pemerintah desa setempat.
Namun jika dilihat dari segi arsitektur, batu-batu itu ini memiliki kesamaan dengan arsitektur candi-candi yang ada di sekitar lereng Gunung Merapi.
Batu berwarna abu-abu tersebut berukuran panjang bervariasi antara 25 - 50 sentimeter.
"Data di lokasi temuan minim sekali, sehingga masih sulit disimpulkan, apakah (batu) ini peninggalan zaman kerajaan Hindu atau Buddha," ucap Wahyu.
"Kalau kerajaan Hindu pasti ada komponan arca, tapi temuan ini tidak ada indikasi ke arah itu," katanya.
Sejauh ini, pihaknya masih melakukan serangkaian penelitian terhadap batu-batu itu.
Selanjutnya mereka akan memberikan rekomendasi kepada pihak pemegang proyek pembangunan jembatan gantung terkait kelanjutan pembangunan yang dihentikan sementara sejak penemuan tersebut.
"Setelah peninjauan ini nanti kami akan analisa dan konservasi dulu, baru kemudian kami membuat rekomendasi langkah penyelamatannya."
"Apakah memindahkannya ke tempat yang lebih aman, secepatnya akan ditindaklanjuti," katanya.
Sedangkan menurut M Syaiku, pelaksana Teknik PPK Jembatan SNPT PJN Wilayah II Jateng, batu-batu purbakala itu pertama kali ditemukan oleh pekerja jembatan yang sedang menggali tanah dengan menggunakan eskavator pada Sabtu (9/12/2016).
Pada kedalaman sekitar tiga meter, alat berat itu mengenai batu-batu tersebut.
"Semula pekerja itu mengira hanya batu biasa, namun setelah diperhatikan ada banyak batu yang mirip dengan batu-batu candi di lokasi tersebut."
"Kami lalu melaporkan penemuan ini kepada aparat desa dan Pemkab Magelang," ujar dia.
Menurutnya, untuk sementara waktu pembangunan jembatan gantung sepanjang 90 meter yang menghubungkan Dusun Gendelan, Desa Krinjing, dengan Dusun Jombong, Desa Paten, itu dihentikan.
Sampai, nanti ada rekomendasi dari BPCB yang masih melakukan penelitian. (Kompas.com/Ika Fitriana)