Ada Kuliner Khas Sulawesi di Warung Ikan Bakar Katombo di Sleman, Mau?
Rumah makan yang terletak di Jalan Rogoyudan 1 nomor 8 Sinduadi, Mlati, Kabupaten Sleman, DIY, ini menawarkan citarasa Sulawesi yang asin nan pedas.
TRIBUNSOLO.COM, YOGYA - Kekayaan laut yang menjadi unggulan daerah Sulawesi diperkenalkan secara orisinal oleh Warung Ikar Bakar Katombo.
Di warung yang dimiliki oleh Lidya Tiolemba dan Noviyanti Tiolemba ini, pecinta kuliner tidak perlu lagi jauh-jauh ke Sulawesi untuk mencicipi hidangan khasnya.
Rumah makan yang terletak di Jalan Rogoyudan 1 nomor 8 Sinduadi, Mlati, Kabupaten Sleman, DIY, ini menawarkan citarasa Sulawesi yang asin nan pedas.
Memiliki pilihan menu ikan segar berkualitas, warung ini menyajikan masakannya dengan ala minute.
Artinya, pengunjung dapat memilih ikannya sendiri dan memilih ingin dimasak apa.
Ikan yang biasa tersedia di antaranya Kakap Putih, Kakap Merah, Kakap Gerik, Bawal, Baronang, Kueh, Barakuda, Kerapu Batu / Macan, Pihi / Sebelah, Surung, Katombo / Kembung, dan Selar.
Selain ikan, adapun hasil laut lain yang bisa menjadi pilihan, antara lain udang, cumi, kepiting dan lobster.
“Penikmat kuliner langsung memilih ikan segar dan memilih sendiri menu masakan yang diinginkan misalnya ikan bakar, ikan bakar rica, ikan kuah asam, ikan bumbu kuning, ikan masak woku,” ujar Lidya Tiolemba, belum lama ini.
Ikan Masak Woku menjadi favorit pengunjung yang menyantap sajian ikan di Warung Ikar Bakar Katombo.
Masakan ini mengandung banyak rempah namun tetap segar saat dimakan.
Bumbu rempah, bawang merah, cabai keriting, jahe,tomat, kemiri, kunyit dan berbagai bumbu segarlah yang menjadikan hidangan ini spesial.
Teknik masak khusus juga dibutuhkan untuk memasak menu woku ini agar ikan tidak hancur.
Menurut Lidya, dibutuhkan ikan minimal seberat 3 ons agar ikan tidak hancur saat dimasak.
Ikan kakap putih, merah, bawal, kerapu, kakatua / napoleon adalah jenis-jenis ikan yang biasa dimasak woku.
Berbekal resep keluarga, warung inipun ingin mempertahankan citarasa masakan Sulawesi yang cenderung asin pedas.
Meskipun begitu, pengunjung masih bisa meminta agar kadar kepedasan disesuaikan.
”Kami sengaja menyajikan masakan khas Sulawesi, selain karena kami berasal dari Sulawesi, juga karena masakan ini bisa lebih memunculkan rasa asli dari ikan."
"Ciri masakan Sulawesi itu tidak berlebihan, hanya mengunakan jeruk dan garam," katanya.
"Teknik masak inipun tidak membuat ikan berbau amis,” paparnya.
Ragam kuliner Sulawesi juga diperkenalkan dengan menyajikan lalampa, yakni kudapan berupa nasi ketan dengan isi ikan tuna dimasak pedas.
Adapula kudapan Panada yang berupa roti berbentuk pastel dengan isian ikan tuna bercitarasa manis.
Kudapan ini sangat cocok untuk memperkenalkan anak-anak pada masakan ikan.
Menemani sajian masakan ikan, warung yang buka mulai pukul 08.00 WIB hingga 22.00 WIB ini menyediakan sayuran berupa tumis kakung bunga pepaya, ca toge campur ikan teri hingga ca jay sim.
Bubur manado juga siap menjamu pengunjung yang ingin menyantap sarapan pagi.
“Makanan asal laut sangat sehat dan banyak gizinya, apalagi untuk saat ini orang lebih banyak menyantap makanan yang siap saji," kata Lidya.
"Kehadiran Katombo sangat cocok untuk merubah gaya hidup menjadi hidup sehat dengan makan makanan yang sehat dan bergizi, contohnya dari hasil laut,” ucapnya. (Tribun Jogja/Gaya Lufityanti)