WNI Tersangkut Kematian Kim Jong Nam

Bukan Hal Baru, Ini Catatan Penggunaan Wanita sebagai Mata-mata oleh Korea Utara

Korut memiliki catatan panjang dalam pengunaan wanita sebagai mata-mata untuk tugas berbahaya dan bahkan mematikan.

Editor: Daryono
AP PHOTO
Kim Hyon-hui (kiri) dan Won Jeong-hwa (kanan) 

Dia pun menjalin hubungan dengan perwira Korsel dan merancang pembunuhan terhadap sejumlah pejabat militer lainnya.

Media Korea Selatan dengan cepat memberi julukan "Mata Hari-nya Korea Utara" untuk Hwa. 

Mata Hari adalah nama panggung dari Margaretha Geertruida "Margreet" MacLeod, penari erotis asal Belanda yang menjadi mata-mata untuk Jerman di masa Perang Dunia I.

Setelah dibebaskan dari penjara, Hwa mengatakan, citranya sebagai Mata Hari asal Korut terlalu dibesar-besarkan.

Sebab, dia hanya satu kali menggunakan seks untuk tugasnya. 

Dia mengaku sungguh jatuh cinta kepada seorang tentara muda.

Dia lantas tak menuruti perintah Korut untuk membunuh dua pejabat intelijen Korsel dengan menggunakan racun. 

Hwa lalu berjuang untuk mengubah jalan hidupnya setelah lepas dari penjara.

Upaya itu terjadi di tengah derasnya tuduhan bahwa Hwa hanya mata-mata rendahan yang perannya dibesar-besarkan oleh otoritas Korsel.

Kendati demikian, Hwa berkeras bahwa dia adalah seorang mata-mata yang sangat terlatih.

Lee Sun-Sil

Pada bulan Oktober 1992, Dinas Intelijen Korsel menangkap 62 orang terkait pendirian cabang rahasia dari Partai Buruh Korut.

Ujung tombak dari gerakan bawah tanah itu adalah seorang wanita Korut berumur 75 tahun yang telah 10 tahun menyusup ke Korsel.

Lee, menduduki peringkat 22 dalam hirarki politik di Korut.

Dia berhasil terhindar dari penangkapan karena sudah kembali ke Korut ketika gerakan itu terungkap. 

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved