Mengenal Pringgondani, Objek Wisata Religi yang Dikunjungi SBY Saat Berlibur di Karanganyar

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Hanang Yuwono

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Kedatangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta anggota keluarganya ke Karanganyar, Jawa Tengah, menyita perhatian warga setempat.

Mantan Presiden Republik (RI) tersebut selain menikmati suasana alam di Tawangmangu juga disebut-sebut berkunjung ke objek wisata Pringgodani di Desa Blumbang, Tawangmangu, Karanganyar, Minggu (19/2/2017) siang.

Terkait kedatangan SBY ke Pringgondani, TribunSolo sampai Senin (20/2/2017) belum memperoleh konfirmasi.

Kapolsek Tawangmangu, AKP Riyanto SSos, saat dihubungi jurnalis TribunSolo.com, Senin siang, tak mau berkomentar.

“Bukan wewenang saya bicara soal itu,” katanya beralasan.

Namun beberapa foto keberadaan SBY di Pringgondani, telah dishare oleh sejumlah netizen di Facebook.

Antara lain oleh pemilik akun Facebook Arhi nak blumbang, dan pemilik akun Facebook Pak Lurah.

Camat Tawangmangu, Agung Respati, kepada media online pun membenarkan kabar kedatangan SBY ke Pringgondani.

Agung mengatakan mendapat laporan kegiatan SBY dari staf Agung yang mengikuti kegiatan SBY dan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, ke Pringgondani.

Menarik untuk mengetahui gambaran kawasan Pringgondani yang dikunjungi SBY tersebut.

Sebab, selama ini kawasan wisata Pringgondani dikenal sebagai destinasi wiasta religi dan keramat.

Lalu seperti apa gambaran Pringgondani tersebut?

Menurut laman Pemkab Karanganyar, karanganyarkab.go.id, Air Terjun Pringgodani Air Terjun Pringgondani (sering disebut Pringgodani) terletak di Kelurahan Blumbang.

Lokasinya 4 km dari Terminal Bus Tawangmangu.

Air Terjun Pringgodani berada di kaki Gunung Lawu kordinat 7°39’02″S – 111°09’29″T dan 1531 meter diatas permukaan air laut.

Sebenarnya Pringgodani banyak dikenal sebagai objek wisata sejarah/religi berupa rumah joglo sebagai persembahyangan bagi penganut aliran kepercayaan.

Tetapi di sisi lain, air terjun di kawasan tersebut juga menawarkan keindahan, dengan dua tingkat air terjun serta tinggi lebih dari 100 m.

Air terjun ini jauh lebih tinggi dan lebih spektakular daripada Air Terjun Grojogan Sewu yang lebih dahulu dikenal.

Menurut cerita turun temurun, tempat ini merupakan petilasan Eyang Cokronegoro.

Di sebelahnya ada mata air sendang pengantin yang disakralkan, terdiri dari tujuh kucuran air dari lereng bukit.

Para peziarah yang datang biasanya mandi di sendang sebagai puncak ritual mereka pada tengah malam.

Sendang itu sendiri berada di atas air terjun, dan tempat inilah yang biasa dikunjungi.

Sedangkan air terjunnya hanya bisa dilihat dari kejauhan karena lokasinya yang sulit dijangkau.

Untuk dapat mencapai lokasi pengunjung harus berjalan kaki melewati jalan naik turun di pinggir tebing curam sejauh +/- 1 km dari jalan raya.

Menurut cerita dari penduduk setempat, Pertapan Pringgodani merupakan tempat bertapa seseorang yang pernah mengalahkan Prabu Boko pada jaman kerajaan Kaling.

Sedangkan menurut penganut aliran spiritual, Pringgodani adalah wilayah kekuasaan Prabu Brawijaya V (raja Majapahit terakhir) yang diserahkan kepada Eyang Koconegoro.

Di tempat inilah Eyang Koconegoro bertapa dengan tongkat menancap di tanah mendekatkan diri kepada sang Maha Pencipta.

Ia memohon untuk dapat hidup abadi, konon tongkat tersebut kini telah tumbuh menjadi sebuah pohon yang disebut kayu lewung.

Dalam bertapa, apa yang diinginkan oleh Eyang Koconegoro belum dipenuhi oleh Sang Pencipta dan sesuai petunjuk gurunya agar keinginannya dipenuhi maka beliau harus naik ke puncak Lawu dan kembali bersemedi disana.

Tentang kebenarannya memang masih simpang siur, namun demikian beberapa masyarakat lokal ada yang mempercayai kisah turun temurun ini.

Kawasan ini kurang dikenal, lantaran kurang baiknya akses menuju lokasi.

Hal tersebut tak urung membuat sebagian wisatawan enggan atau mungkin tidak tahu ada objek wisata.

Namun Air Terjun Pringgodani kadang menjadi destinasi favorit bagi mereka yang penggemar wisata ekstrem. (*)