Pelatih Bulu Tangkis Legendaris Cina, Li Yongbo, Akan Mengundurkan Diri, Ini Alasannya
Yongbo yang juga merupakan pemain ganda utama Cina pada masanya, mengaku sadar penuh dengan keputusannya ini.
TRIBUNSOLO.COM, BEIJING - Pelatih bulu tangkis legendaris Cina, Li Yongbo, akhirnya memutuskan akan mengundurkan diri sebagai pelatih kepala negara itu setelah bertugas selama 24 tahun.
Yongbo yang mengantar Cina mendulang medali emas bulu tangkis di enam Olimpiade bakal mundur setelah timnya mencatat hasil yang dianggap paling buruk di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu.
Saat itu, Lin Dan dan kawan-kawan hanya mampu merebut dua medali emas.
Ini dianggap penurunan drastis dari prestasi Olimpiade London 2012 saat Cina berhasil menyapu bersih lima medali emas yang diperebutkan.
Ini juga perolehan medali terendah sejak Olimpiade Sydney 2000.
Yongbo yang juga merupakan pemain ganda utama Cina pada masanya, mengaku sadar penuh dengan keputusannya ini.
"Setelah mengabdi lama, saya merasa lelah."
"Saya sadar kini saat yang tepat untuk mundur dan memberi kesempatan kepada generasi yang lebih muda untuk menjadi pemimpin tim," kata Yongbo seperti dikutip Tengxun Sport, belum lama ini.
Yongbo dan korps pelatih yang dipimpinnya akan bertugas pada panel yang dibentuk oleh Komite Olimpik Cina.
Adapun pihak asosiasi bulu tangkis Cina sendiri belum memberi pernyataan apa pun tentang pengunduran diri Yongbo ini.
Selama hampir seperempat abad menjabat pelatih kepala, Yongbo membawa masa keemasan buat Cina di Olimpiade dengan memenangi 18 medali emas.
Juga, keberhasilan di arena internasional lainnya seperti Piala Thomas dan Uber dan kejuaraan Super Series.
Gaya kepemimpinan Yongbo yang tertutup dan pelit bicara, kerap menuai kritik.
Namun mundurnya pelatih bertangan dingin menimbulkan tanda tanya besar tentang masa depan bulu tangkis negeri ini.
Nama-nama besar seperti Lin Dan dan Fu Haifeng tampaknya akan segera mundur karena telah mencapai titik penurunan karier.
Sementara pemain pengganti masih belum cukup matang.
Bulan lalu, Cina mencatat prestasi buruk di All England di Birmingham dengan hanya meraih satu gelar juara melalui ganda campuran Lu Kai/Juang Yaqiong.
Ini prestasi terburuk Cina dalam dua dekade di All England. (AFP/Kompas.com/Tjahjo Sasongko)