Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Geger Keraton Surakarta

Meski Suasana Kondusif, Polda Jateng Masih Berjaga Ketat di Area Keraton Solo

Terpantau, masih ada kendaraan taktis Baracuda serta mobil-mobil polisi yang terparkir di area pintu selatan Magangan, Keraton Solo.

TRIBUNSOLO.COM/CHRYSNHA PRADIPHA
Kendaraan taktis polisk terpakir di area pintu selatan Magangan, Keraton Solo, Sabtu (15/4/2017) siang. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kondisi Keraton Solo pada Minggu (16/4/2017) terbilang kondusif.

Sebelumnya, pengosongan area keraton sempat dilakukan petugas Polda Jawa Tengah pada Sabtu (15/4/2017) malam kemarin.

Mneurut keterangan Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Djarod Padakova, pengamanan dilakukan, mengacu permohonan Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII.

"Kemarin (Sabtu) sudah kita mediasi (di Restoran Diamond) (antara Tim Lima dan Lembaga Dewan Adat), langkah-langkah yang ditentukan adalah pengamanan," katanya saat ditemui wartawan di kawasan Keraton Solo, Minggu siang.

Pengamanan dilakukan sebagai langkah mengawal rangkaian prosesi jumenengan atau peringatan naik tahta raja PB XIII hingga puncaknya 22 April 2017 mendatang.

Sementara itu, GPH Suryo Wicaksono alias Gusti Neno, mengatakan, pengosongan dilakukan karena adik-adik PB XIII yang tergabung dalam Lembaga Dewan Adat (LDA) menolak keluar dari Keraton Solo.

"Gusti Moeng (GKR Wandansari Koes Moertiyah) dan lainnya tidak mau (keluar) maka diproses secara hukum, dan pengosongan terjadi semalam," ujarnya dijumpai di Sasono Hadi, Keraton Solo.

Neno mengungkapkan, pengosongan area keraton merupakan perintah raja PB XIII yang selanjutnya akan melakukan ritual persiapan jumenengan mulai Minggu malam ini.

Adapun Ketua Eksekutif LDA, KP Eddy Wirabhumi, menjelaskan pengosongan haruus dilandasi dengan putusan pengadilan.

"Bahkan dalam aturan-aturan seperti Keppres (Keputusan Presiden) tifak ada yang bilang keraton milik Susuhunan (raja) tapi milik dinasti," tutur Eddy.

Ditambahkannya, Minggu pagi pihaknya sempat menilik dan masuk area keraton dan bertemu dengan aparat serta kerabat.

"Tadi pagi ketemu Gusti Dipo (KGPH Dipokusumo) dan aparat di dalam keraton, di dalam masih ada Gusti Timur (GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani atau putri PB XIII) dan Gusti Is (GKR Isbandiyah)," ujar Eddy.

Diakuinya, polisi memang menjaga ketat area keraton.

"Tukang sapu dan penjaga tidak boleh masuk," ujarnya.

Terpantau, masih ada kendaraan taktis Baracuda serta mobil-mobil polisi yang terparkir di area pintu selatan Magangan, Keraton Solo.

Wisata Keraton Solo juga ditutup untuk umum hingga waktu yang belum ditentukan. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved