Geger Keraton Surakarta
Gusti Moeng Mengaku Sudah Berdamai dengan Raja Keraton Solo, Begini Tanggapan Tim Lima
Gusti Moeng mengatakan, semua pihak menginginkan kebersamaan keluarga Keraton Solo seperti dahulu kala.
Penulis: Facundo Crysnha Pradipha | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pihak Satuan Petugas (Satgas) Panca Narendra atau Tim Lima mengaku tak tahu-menahu kabar terbaru di Keraton Solo.
Sebelumnya, GKR Wandansari Koes Moertiyah alias Gusti Moeng menyebut bahwa Raja Keraton Solo, Paku Buwono (PB) XIII, telah bersatu dengan adik-adik yang tergabung dalam Lembaga Dewan Adat (LDA).
Kabar tersebut dibuktikan dengan kehadiran Gusti Moeng menemani isteri PB XIII, GKR Paku Buwono, saat melepas rombongan kirab Malem Selikuran, Kamis (15/6/2017) malam dari Kori Kamandungan Lor, Keraton Solo.
Kepada wartawan, Ketua Tim Lima, KGPH Benowo, mengaku belum mengetahui kabar rekonsiliasi antara LDA dengan PB XIII.
(Baca: Mengaku Sudah Akur dengan Paku Buwono XIII, Gusti Moeng Siap Bantu Lestarikan Keraton Solo)
Dia mengatakan, tengah berada di luar kota dan belum mendapat informasi dari anggota Tim Lima lainnya.
“Nanti akan saya tanyakan ke Sinuhun,” ucap Benowo kepada wartawan, Jumat (16/6/2017).
Senada, Juru bicara Tim Lima, KP Bambang Ari Pradotonagoro, tidak tahu banyak soal rekonsiliasi dua kubu yang sebelunya berseteru itu.
“Saya belum bisa ngomong banyak karena memang belum tahu,” tegasnya.
Adapun, seperti diberitakan, Gusti Moeng mengatakan, semua pihak menginginkan kebersamaan keluarga Keraton Solo seperti dahulu kala.
"Keinginan Sinuhun kita bisa menyatu dan menjalankan apa yg menjadi kehendak leluhur untuk melestarikan keraton sampai akhir zaman," kata wanita yang juga akrab dipanggil Putri Mbalelo itu.
Terkait kehadirannya menemani GKR Paku Buwono, wanita yang dikenal juga dengan sebutan putri mbalelo itu mengaku mendapatkan perintah dari PB XIII.
"Saya didawuhi (perintah) Sinuhun (PB XII untuk menemani Kanjeng Ratu mbakyu (kakak perempuan) untuk melepas tumpeng sewu (seribu) dalam Malem Selikuran," jelas Gusti Moeng.
Ia menuturkan, semua pihak menginginkan kebersamaan keluarga Keraton Solo seperti dahulu kala. (*)