Jokowi Tegaskan Tidak Ada Kekuasaan Absolut
"Merujuk konstitusi kita, tidak ada satupun instansi yang memikiki kekuasaan mutlak apalagi seperti diktator," katanya.
Penulis: Imam Saputro | Editor: Daryono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menegaskan tidak ada kekuasaan mutlak apalagi diktator di Indonesia.
Hal itu ia sampaikan ketika membuka membuka Asosiasi Mahkamah Konstitusi dan Institusi Sejenis se-Asia (the Association of Asian Constitutional Courts and Equivalent Institutions/AACC) di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta , Rabu (9/8/2017).
"Merujuk konstitusi kita, tidak ada satupun instansi yang memikiki kekuasaan mutlak apalagi seperti diktator," katanya.
"Konstitusi mengatur perimbangan kekuasaan antara lembaga negara dan saling mengontrol," imbuhnya.
Baca: Pidato di UNS, Jokowi Beberkan Pengalamannya Memimpin Solo untuk Kelola Keberagaman
Dengan seperti itu, akan terbangun demokrasi yang sehat dan terlembaga.
Presiden mengajak semua masyarakat untuk memegang teguh konstitusi untuk memastikan adanya penghormatan, perlindungan, pemenuhan hak-hak asasi warga negara Indonesia.
AACC diikuti oleh 13 negara anggota AACC, 7 negara sahabat dari Asia, Eropa, dan Afrika.
Serta lebih dari 190 peserta dalam negeri yang terdiri dari Anggota Komisi III DPR, para Pejabat Kementerian dan Lembaga, praktisi hukum, dan para akademisi dari seluruh Perguruan Tinggi se-Indonesia.
Penyelenggaraan Simposium Internasional AACC ini merupakan kegiatan puncak untuk menutup periode kepemimpinan Mahkamah Konstitusi Indonesia sebagai Presiden AACC periode 2014-2017 sekaligus untuk memperingati HUT MK ke-14.
Sebelum pembukaan Simposium Internasional ini, para delegasi dari 13 negara anggota AACC telah mengadakan serangkaian pertemuan.
Sejumlah isu penting mengenai kelembagaan AACC telah dihasilkan dalam pertemuan-pertemuan tersebut.
Di antaranya penguatan sekretariat bersama (joint secretariat) dan penandatangan kerjasama (MOU) antara AACC dan Asosiasi MK se-Afrika (CCJA).
Selain itu, BoMM juga telah memutuskan bahwa Malaysia akan melanjutkan kepemimpinan sebagai Presiden AACC untuk periode selanjutnya.(*)