Penembak Petasan Maut di Stadion Bekasi Mengaku Menyesal dan Minta Maaf
Berdasarkan keterangan Hero, ARP mengaku menyalakan hand flare terlebih dulu, baru menyalakan rocket flare, usai pertandingan.
"Kalau hand flare, api yang ditimbulkan tidak lari ke mana-mana."
"Setelah padam, yang kedua kali tersangka menghidupkan lagi rocket flare dan ternyata melesat," kata dia.
Kini, ARP hanya bisa meminta maaf kepada keluarga korban dan seluruh suporter.
"Saya minta maaf kepada keluarga korban dan seluruh suporter Timnas Indonesia," ujar ARP.
Polisi pun mengakui lalai dengan kejadian tersebut.
Hero mengatakan, ketika kejadian, ARP membawa petasan di dalam tasnya, namun tidak terdeteksi oleh polisi saat melakukan pemeriksaan.
Baca: Stasiun Kereta Api Integrasi Stasiun Solo Balapan-Bandara Adi Soemarmo Bakal Dibangun di Kadipiro
Hal tersebut diakui Hero merupakan kelalaian dari anggotanya, yang seharusnya petasan di antaranya hand flare dan rocket flare tidak dapat dipergunakan di dalam stadion.
"Saya akui ada kelengahan dari aparat kami dalam melakukan penjagaan kemarin."
"Pemeriksaan mungkin kurang detail."
"Penonton berdatangan hingga tidak melakukan check dan re-check lagi," kata Hero.
Kesalahan dalam mengelola keamanan yang dilakukan polisi ini akan diusut oleh Hero dan memberikan saksi secara internal.
Dia mengatakan akan mencari siapa saja anggota yang menjaga di pintu tempat ARP masuk ke stadion.
Keamanan stadion
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meminta keamanan Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi ditingkatkan usai kejadian pelemparan petasan yang menyebabkan korban tewas.