Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Dwi Hartanto 'The Next Habibie' Dulu Dipuji Setinggi Langit, Kini Jadi Bulan-bulanan Warganet

Setelah kebohongan besarnya terbongkar, sikap Dwi menuai kecaman dan rasa prihatin baik dari kalangan ilmuwan maupun awam.

Editor: Hanang Yuwono
TribunStyle/Kolase
Dwi Hartanto 

Wakil Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Satrio Soemantri Brodjonegoro, mengatakan, kasus Dwi adalah pelajaran berharga, bukan cuma bagi Dwi sendiri tetapi juga bangsa Indonesia.

Ia mengatakan, pelajaran terpenting dari kasus adalah pentingnya kejujuran.

Menurutnya, ilmuwan bisa gagal tetapi jujur itu harus.

"Ilmuwan itu satu aja sifatnya yang dipegang, kebenaran. "

"Ilmunya harus yang benar."

"Tidak boleh mengklaim yang bukan keahlian kita,” katanya.

Satrio mengatakan, tak perlu malu mengakui jika seorang ilmuwan tak menguasai tema di luar keahliannya."

"Dengan begitu, seorang telah berpegang teguh terhadap etika keilmuan."

Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), LT Handoko, mengungkapkan, kasus mirip Dwi di Indonesia sebenarnya banyak.

"Pada banyak kasus, meski yang bersangkutan tidak ecara proaktif dan vulgar seperti Dwi, tetapi mereka mendiamkan dan seolah menikmati," katanya.

Menurutnya, kasus Dwi menunjukkan bangsa Indonesia haus prestasi dan inspirasi.

"Pada saat yang sama menunjukkan literasi iptek bangsa Indonesia masih rendah," katanya.

Sementara itu, Danang Birosutowo dari Center of Disruptive Photonics Technologies, Singapura, mengatakan, kasus Dwi menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah Indonesia.

Berulang kali, pemerintah Indonesia "jatuh cinta" pada orang dan sains yang salah.

Ini tercermin dari kasus padi supertoy dan blue energy.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved