Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Rencana Pernikahan Kahiyang Putri Jokowi

Inilah Makna Ritual Siraman dalam Pernikahan Adat Jawa di Rangkaian Pernikahan Kahiyang Nanti

Sepasang pengantin akan melangsungkan ijab qabul sehari sebelumnya juga melakukan upacara siraman.

Penulis: Eka Fitriani | Editor: Daryono
KOMPAS.com/Muhlis Al Alawi
Pemandu acara Siraman dan Midodareni pernikahan putri presiden Jokowi, Kahiyang Ayu dan Boby Nasution, Widarsih Suranto menjelaskan prosesi siraman di Gedung Graha Saba Buana Solo, Rabu ( 1/11/2017) siang. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani

TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Prosesi siraman dan malam midodareni pernikahan putri Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kahiyang Ayu-Mohammad Bobby Afif Nasution akan diadakan pad 7 November 2017.

Pernikahan keduanya bakal memakai pakem Keraton Kasunanan Surakarta.

Salah satu prosesi rangkaian pernikahan Kahiyang adalah siraman.

Siraman biasanya dilakukan pada pernikahan adat Sunda dan Jawa.

Siraman berasal dari kata siram yang artinya menguyur atau mandi.

Tidak hanya saat pernikahan, banyak sekali ritual mandi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa terutama ketika akan melakukan sebuah upacara budaya.

Sepasang pengantin akan melangsungkan ijab qabul sehari sebelumnya juga melakukan upacara siraman.

Mandi dalam kehidupan sehari-hari dilakukan agar orang menjadi bersih badannya, segala kotoran yang melekat di badan akan hilang tersapu air dan sabun.

Akan tetapi hakikat dari mandi (siraman) dalam upacara pengantin adat Jawa tidak hanya sekedar membersihkan badan tetapi juga membersihkan jiwa.

Membersihkan diri dari noda dan dosa serta sifat-sifat yang kurang baik, membersihkan segala gangguan agar supaya pada saat prosesi ijab qabul tidak lagi ada aral yang melintang.

Pengantin agar dapat memulai hidup baru dengan keadaan yang bersih dan suci.

“Siraman itu maknanya membersihkan jiwa raga dari calon mempelai putri disertai harapan agar setelah siraman ini keduanya itu menapak hidup baru dengan hati yang bersih, bening,” kata salah satu MC prosesi siraman pernikahan Kahiyang, Widarsih saat jumpa pers di Gedung Graha Saba Buana Rabu ( 1/11/2017) siang.

“Sehingga semuanya akan mempengaruhi nanti rumah tangganya Insya Allah menjadi keluarga yang sakinah mawadah warrahmah,” ujarnya.

Acara siraman diawali dengan sungkem calon pengantin kepada orang tua untuk mohon doa restu.

Setelah itu calon pengantin dibimbing ke tempat siraman yang sudah disiapkan.

Siraman dimulai dari kedua orang tua pengantin diikuti oleh pini sepuh yang telah dipilih.

Air wudhu lalu dikucurkan oleh sang ayah pengantin yakni Jokowi dari kendi siraman kemudian kendi dipecahkan oleh kedua orang tua sebagai tanda pecahlah pamor sang anak sebagai wanita dewasa dan memancarlah sinar pesonanya.

Kemudian diikuti upacara potong rambut dan menggendong mempelai oleh Jokowi ke dalam rumah yang melambangkan kasih sayang orang tua yang senantiasa mengiringi anaknya sampai detik terakhir menjelang tahap baru kehidupan sang anak.

Perlengkapan acara siraman terdiri dari: Gayung Siraman, untaian padi kuning keemasan yang menyertai gayung tersebut melambangkan merunduk dan mengayomi keluarga.

Bubur Sengkolo memiliki arti sebagai penolak bencana sehingga semua dapat berjalan lancar, selain itu terdapat rebusan umbi umbian yang tumbuh dalam tanah (lebih dikenal dengan nama polo pendem) dimaknakan agar rumah tangga yang nanti akan dibina oleh sang pengantin akan mempunyai pondasi yang kuat.

Terdapat pula rangkaian buah kulit, kendi air siraman tempat air kucuran wudhu, tumpeng robyong yang bermakna harapan akan keselamatan, kesuburan dan kesejahteraan.

Tumpeng untuk acara suapan terakhir serta tidak ketinggalan kreweng,yaitu uang dari tanah liat yang akan digunakan untuk membeli cendol dalam acara dodol dawet.(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved