Rencana Pernikahan Kahiyang Putri Jokowi
Dimulai Besok, Ini Rangkaian Prosesi Adat Jawa yang Harus Dijalani Kahiyang
Dalam pranata pernikahan Jawa mengharuskan Jokowi sendiri untuk memasang bleketepe di teras dekat pintu utama.
Penulis: Imam Saputro | Editor: Putradi Pamungkas
Setelah siraman, maka dilanjutkan dengan sade dawet atau jualan dawet yang dilakukan oleh kedua orang tua pengantin putri.
Penjualnya adalah ibu calon mempelai wanita yang dipayungi oleh ayah calon mempelai wanita.
Pembelinya yaitu para tamu yang hadir, yang menggunakan pecahan genting sebagai uang.
Sisi menarik dalam prosesi Dodol Dawet adalah para undangan yang membeli dawet harus menggunakan kereweng atau pecahan genting, bukan uang.
Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia sejatinya dimulai dan ‘dinafkahi’ dari bumi.
Pada saat yang sama, calon mempelai putra juga melakukan prosesi siraman di tempat yang terpisah.
Pada malam hari, dilakukan Paningset.
Peningset adalah berbagai barang yang diberikan oleh pihak pria kepada wanita sebagai simbol kesanggupan seorang lelaki untuk mencukupi kebutuhan calon istrinya.
Malam hari itu juga, Kahiyang akan menjalani prosesi midodareni.
"Upacara adat Midodaren berarti menjadikan sang mempelai wanita secantik dewi," kata Heri.
Orang tua mempelai wanita akan memberinya makan untuk terakhir kalinya, karena mulai besok ia akan menjadi tanggung jawab sang suami.
Kemudian, di hari Rabu (8/11/2017) dilakukan puncak acara pernikahan yakni ijab kabul.
Ijab kabul dijadwalkan dilaksanakan di Gedung Graha Saba Buwana, Jl. Letjen Suprapto No.80 B, Banjarsari, Solo pukul 08.00 WIB.
Belum selesai di sini, setelah ijab, kedua pengantin masih harus melakoni satu prosesi lagi, Panggih.
Panggih memiliki beberapa tahapan, di antaranya, Liron kembar mayang atau saling menukar kembang mayang dengan arti dan tujuan bersatunya cipta, rasa dan karsa demi kebahagiaan dan keselamatan.