Kasus KTP Elektronik
Pelajar SMK di Rembang Ini Berani Tanya Langsung Soal Kasus e-KTP, Begini Reaksi Ganjar
Giliran hari ini, ia mendapat kesempatan mengajar di SMK Muhammadiyah Pamotan, Kabupaten Rembang.
"Kalau saya korupsi, saya lebih baik mundur jadi gubernur."
"Malu saya. Namun karena saya tidak korupsi, maka saya akan terus berjuang."
"Insya Allah saya bukan orang seperti yang dituduhkan, BAP ini menjadi bukti konkretnya," terang dia.
Lebih lanjut, Ganjar juga menanggapi santai saat ditanya tentang kesaksian dari Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin pada sidang lanjutan dugaan korupsi pengadaan KTP Elektronik (e-KTP).
“Dinengke wae (didiamkan saja),” ucapnya.
Baca: Disebut Kandidat Terkuat di Pilgub Jateng 2018, Apa Kata Ganjar Pranowo?
Saat ditanya apakah tidak takut menjadi target Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selanjutnya dalam kasus ini, dengan tegas Ganjar menjawab bahwa dirinya tidak takut karena memang tidak menerima uang itu.
“Kenapa harus takut kalau tidak salah? Kenapa harus khawatir dengan omongan inkonsisten? Coba cek deh satu per satu, dari 2013 sampai jadi saksi-saksi kemarin apa ada satu saja yang konsisten?” terang Ganjar lagi.
Inkonsisten
Ganjar mengatakan bahwa kesaksian yang disampaikan Nazaruddin selalu berubah-ubah.
Antara lain, saat Nazzarudin mengatakan Ganjar menerima uang pembagian proyek dari Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto.
Namun, kesaksian itu berubah lagi dan menyatakan anggota DPR Mustokoweni-lah yang menyerahkan uang pada Ganjar.
“Nominalnya juga beda-beda, yang bener yang mana? Bu Mustokoweni ternyata sudah meninggal pas dikatakan bagi-bagi uang itu."
"Buka juga BAP (Berita Acara Pemeriksaan) Miryam yang bocor kemarin, punya kan?,” ujar Ganjar pada para wartawan.
Ia mengatakan dalam BAP yang akhirnya bocor ke publik tersebut sudah tercantum semua alur pemberian uang dugaan korupsi pengadaan e-KTP.