Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Penyakit Autoimun Paling Banyak Menyerang Wanita

Pihaknya menambahkan autoimun memang paling banyak terjadi karena genetik.

Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Hanang Yuwono
INDIAN EXPRESS
Ilustrasi wanita sakit 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Garudea Prabawati

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Penyakit autoimun yang sering ditemukan seperti Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau yang umum dikenal dengan penyakit lupus, di Indonesia angka kejadiannya sebesar 0,5 persen dari total populasi penduduk Indonesia.

Jumlah dokter ahli penyakit autoimun pun belum banyak di Indonesia sehingga seringkali ketika dirujuk, pasien sudah parah karena tidak dikenali sejak dini.

Melihat kejadian ini, dr Nanang Sukmana, Sp.PD-KAI, seorang dokter spesialis alergi dan imunologi, melalui release Prodia, yang dirimkan ke TribunSolo.com, Rabu (11/7/2018) mengatakan penelitian terkait penyakit autoimun memang jarang.

Karena jenis penyakit autoimun sendiri ada 80 jenis.

Terkait Penerbitan SP III HP 105, Pemkot Solo Tunggu Rekomendasi Ombudsman

Oleh karena itu sangat penting bagi para dokter untuk mendapatkan update informasi.

"Agar para dokter dapat melakukan tindakan medis yang tepat bagi pasien yang bergejala maupun yang sudah mengalami autoimun," ungkapnya.

Pihaknya menambahkan autoimun memang paling banyak terjadi karena genetik.

Tetapi saat ini telah ada penelitian yang menyatakan bahwa defisiensi atau kekurangan kadar vitamin D dalam tubuh dapat menjadi salah satu faktor risiko seseorang mengalami penyakit autoimun.

Petugas Bea Cukai Solo Ceritakan Kronologi Penemuan Paket Sabu-Sabu 316 Gram yang Dikirim Via Pos

Karena setelah diteliti ke mereka yang mengalami penyakit autoimun ditemukan nilai kadar vitamin D-nya sangat kecil.

"Kita juga perlu berhati-hati dengan ini dan para dokter perlu tahu," katanya.

Di Indonesia prevalensi defisiensi vitamin D pada wanita berusia 45-55 tahun adalah sekitar 50 persen.

Penelitian di Indonesia dan Malaysia menemukan defisiensi vitamin D sebesar 63 persen terjadi pada wanita usia 18-40 tahun.

Terkait Survei SKTM Calon Siswa, Kepsek SMAN Mojogedang: Cari Alamat Rumah Itu Tidak Mudah

Sedangkan penelitian pada anak 1-12,9 tahun, ditemukan 45 persen anak mengalami insufisiensi vitamin D.

Sementara menurut Prof Eddy Mart Salim SpPD seorang Dokter Ahli Penyakit Dalam berujar angka kejadian autoimun cukup banyak, khususnya pada wanita.

Tetapi kesadaran masyarakat masih sangat kurang akan penyakit autoimun ini.  

“Angka kejadian penyakit autoimun cukup mengkhawatirkan, apalagi kejadiannya lebih tinggi dialami oleh wanita dibandingkan pria," katanya.

Oleh karena itu penting sekali bagi para dokter untuk mengetahui lebih banyak informasi terkait penyakit autoimun ini. (*) 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved