Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Gempa dan Tsunami di Donggala dan Palu

Inggris Anggarkan Rp 39,1 Miliar untuk Bantu Korban Gempa di Palu dan Donggala

Tim tersebut bakal sampai Kamis (4/10/2018) besok, dan menyediakan bantuan krusial untuk pembangunan pasca-gempa di Palu dan Donggala.

Editor: Junianto Setyadi
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Puing bangunan di Perumnas Balaroa akibat gempa bumi yang mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah, difoto Minggu (30/9/2018). 

TRIBUNSOLO.COM, LONDON - Pemerintah Inggris mengumumkan bakal mengerahkan pesawat militer dengan bantuan kemanusiaan untuk korban gempa dan tsunami di Palu serta Donggala, Sulawesi Tengah.

Sky News melaporkan, Selasa (2/10/2018), pesawat RAF A400M Atlas dan pakar dari personel militer terbang dari pangkalan mereka di Timur Tengah.

Tim tersebut bakal sampai Kamis (4/10/2018) besok, dan menyediakan bantuan krusial untuk pembangunan pasca-gempa magnitudo 7,4 yang menghantam pekan lalu.

London juga telah menganggarkan bantuan dana 2 juta poundsterling, sekitar Rp 39,1 miliar, dan telah menerjunkan lima konsultan ke Jakarta.

Selain itu, Inggris juga mempertimbangkan memberangkatkan kapal perang HMS Argyll yang sedang berlayar di kawasan timur Asia, beserta pesawat transportasi dan tim pengawas.

"Inggris tetap mendampingi Indonesia yang sedang berjuang memulihkan diri dari bencana mengerikan ini," kata Menteri Pertahanan Gavin Willamson, dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com.

Korban selamat saat ini berjuang untuk bertahan hidup tanpa aliran listrik, kekurangan air, dan tempat pengungsian yang semakin penuh.

Merujuk kepada laporan PBB, setiap hari warga yang selamat membutuhkan 571.000 liter air bersih, 401 juta kalori, dan 659.000 meter persegi tempat pengungsian.

Sekitar 61.867 warga telah berada di pengungsian.

Namun badan pemulihan bencana PBB menghitung ada 191.000 butuh bantuan secepat mungkin.

Upaya penyaluran bantuan itu terganjal infrastruktur yang hancur maupun jalan yang terblokir.

Selain itu, kesehatan pengungsi terancam karena berada di penampungan yang sempit.

Direktur Implementasi Program Save the Children, Tom Howells. berkata, puing-puing dan debu membuat keluarga sulit memperoleh hidup sehat.

"Salah satunya adalah kesulitan bagi mereka untuk mendapatkan makanan dan air minum bagi bayi dan anak kecil," papar dia.

Adapun data yang dirilis BNPB hingga Selasa, tercatat 1.234 orang meninggal dunia.

Selain itu, sebanyak 799 orang mengalami luka berat, dan 65.773 unit rumah rusak. (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo/Sumber SkyNews.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul PBB: Korban Gempa Palu dan Donggala Butuh 571.000 Liter Air Per Hari 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved