Pilpres 2019
Budiman Sudjatmiko dan Dahnil Anzar Beradu Orasi: Beberkan Kelebihan Capres-Cawapres Kedua Kubu
Budiman Sudjatmiko dan Dahnil Anzar Simanjuntak beradu orasi menyampaikan kelebihan dari masing-masing kandidat Capres-cawapres yang mereka dukung.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Dan mandat tersebut menurut Budiman telah dijalankan dengan baik oleh Jokowi.
Menurut Budiman, Jokowi berhasil mengerjakan hal-hal yang hampir mustahil dilakukan.
"Tapi oleh sejarah, sorang Jokowi dituntun untuk memimpin Indonesia."
"Dan diminta mengerjakan hal yang hampir mustahil menurut para ahli teori pembangunan dan teori transisi politik," paparnya.
Hal-hal mustahil tersebut adalah pembangunan infrastruktur.
Budiman mengungkapkan, keberhasilan pembangunan infrastruktur biasanya hanya bisa dirasakan oleh negara yang dipimpin oleh kepala negara yang otoriter.
Bahkan, menurut Budiman, pembangunan infrastruktur sulit dilakukan di negara yang menganut sistem demokrasi, sebagaimana Indonesia.
Namun oleh Budiman, Jokowi dianggap berhasil melakukan pembangunan tersebut.
"Apa yang dikatakan mustahil itu? Pak Jokowi mengerjakan Pekerjaan Rumah yang seharusnya dikerjakan oleh rezim otoriter, yaitu apa, membangun infrastruktur."
"Jerman dikuasai Hitler membangun jalan tol, Korea Selatan dikuasai Park Chung Hee membangun jalan tol."
"Cina tentu saja masih otoriter, membangun jalan tol ribuan kilometer mudah saja bagi mereka."
"Tapi dalam alam demokrasi itu agak susah, tapi Pak Jokowi sanggup melakukannya," pungkas Budiman.
• Jokowi Dituduh PKI: Sudah Empat Tahun Diulang-ulang
Selanjutnya adalah giliran Dahnil menyampaikan orasi dukungannya kepada pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dahnil mengungkapkan, Prabowo adalah sosok yang tegas dan dibutuhkan oleh bangsa Indonesia.
"Prabowo Sandi untuk Indonesia adil dan Makmur," kata Dahnil.