Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ratna Sarumpaet Mengaku Dianiaya

Eks Kepala BAIS Bicara Kasus Ratna Sarumpaet, Bagaimana Potensi Penyusup di Kubu Prabowo?

Eks Kepala BAIS TNI, Soleman B. Ponto, membantah dugaan jika Ratna Sarumpaet sengaja disusupkan untuk menghancurkan kubu Prabowo-Sandi

Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNNEWS.COM/TWITTER
Kolase foto Eks Kepala BAIS TNI, Soleman B Ponto, dan Ratna Sarumpaet. 

"Nah, pernyataan-pernyataan itu kan mahfum disampaikan oleh oposisi," timpal Aiman.

"Tapi ia menyatakan ini dengan (seolah) merasakan suatu hal yang benar dan dipublikasikan," tandas Soleman.

"Apa bedanya dengan Ratna? Dia merasa berita ini benar kan?" lanjut Soleman.

"Tapi bedanya Ratna punya konsekuensi hukum. Ini kan bicara soal politik," kata Aiman.

"Sama, ini juga bisa berkonsekuensi hukum (jika terjadi penuntutan). Fakta yang disampaikan tidak valid. Di intelijen ini tidak bisa dipakai," tegas Soleman.

Mendengar pemaparan Soleman itu, Aiman kemudian menanyakan jika kasus Ratna Sarumpaet itu berarti tak ada sangkut pautnya dengan kegiatan intelijen?

"Tidak. Karena di situ langsung dipakai Pak Prabowo sebagai fakta bagi dia," ungkap Soleman.

Terkait kasus Ratna Sarumpaet ini, lebih lanjut Soleman mengungkapkan jika pasti berpengaruh terhadap elektabilitas Prabowo Subianto.

"Pasti terpengaruh. Kalau intelijen, fakta yang dipakai itu mutlak," ucapnya.

Menurut Solemen, sudah menjadi risiko bagi Prabowo cs jika harus menjalani pemeriksaan oleh kepolisian karena masuk dalam pusaran kasus kebohongan Ratna Sarumpaet ini.

Dan sekali lagi ia menegaskan pendapatnya, menurut dia tak ada skenario intelijen di kasus Ratna Sarumpaet.

Ia pun menjelaskan sosok yang biasa dijadikan target sebagai kuda Troya untuk disusupkan ke jantung pertahanan lawan dalam operasi intelijen.

"Itu harus orang yang terdekat, yang didengar dan tiap hari bertemu," ujar Soleman.

Seleman juga menyangsikan jika strategi seperti operasi intelijen ini dipakai masing-masing kubu untuk memenangkan Pilpres 2019.

Sebab, menurut dia operasi semacam ini butuh harga mahal untuk agenda sekelas pemilu.

Apalagi dalam Pilpres 2019 hanya ada dua kubu yang bertarung.

Kalau ketahuan, menurutnya akan sangat berisiko bagi salah satu kubu.

Terakhir, Soleman juga memastikan jika lembaga intelijen negara tak akan memihak terhadap salah satu calon presiden.

Simak video lengkapnya di bawah ini:

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved