Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ratna Sarumpaet Mengaku Dianiaya

Eks Kepala BAIS Bicara Kasus Ratna Sarumpaet, Bagaimana Potensi Penyusup di Kubu Prabowo?

Eks Kepala BAIS TNI, Soleman B. Ponto, membantah dugaan jika Ratna Sarumpaet sengaja disusupkan untuk menghancurkan kubu Prabowo-Sandi

Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNNEWS.COM/TWITTER
Kolase foto Eks Kepala BAIS TNI, Soleman B Ponto, dan Ratna Sarumpaet. 

TRIBUNSOLO.COM -- Polemik kebohongan Ratna Sarumpaet rupanya turut menarik perhatian pakar intelijen Indonesia, Solemen B. Ponto.

Laksamana Muda TNI Soleman B. Ponto, S.T., M.H., merupakan seorang purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Laut saat berdinas militer.

Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Strategis.

Dalam acara Aiman yang tayang d Kompas TV, ia buka suara soal dugaan adanya penyusup di kubu Prabowo Subianto.

Nanik S Deyang Diperiksa Karena Kabarkan Pengeroyokan Ratna Sarumpaet ke Prabowo

Hal ini sekaligus untuk menanggapi pernyataan Kordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak beberapa waktu lalu.

Menurut Dahnil, tim Prabowo-Sandi sudah melakukan evaluasi terkait potensi orang-orang yang diduga merusak organisasi dari dalam.

"Yang jelas tentu kita evaluasi bagi kami semua, untuk memastikan tim ini bersih dari mereka-mereka yang mau merusak Prabowo-Sandiaga dari dalam," ujar Dahnil di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, (3/10/2018).

Menurut Dahnil, pihaknya akan menyisir dengan ketat tim pemenangannya untuk menghindari adanya penyusup.

Ratna Sarumpaet Tak Mau Mengonsumsi Makanan dari Rutan Polda Metro Jaya

Hanya saja Dhanil tidak menyebut siapa saja yang diindikasikan sebagai penyusup tersebut.

"Dan kami akan menscreening lebih dalam ada tidak penyusupan tim Prabowo ini."

"Kami akhirnya akan menscreening semua tim di sini jangan sampai ada penyusupan yang kami tidak tahu," kata Dahnil.

Dugaan adanya penyusup di kubu Prabowo-Sandi pun semakin merebak ditambah pernyataan berbagai tokoh politik.

Soal Dugaan Ratna Sarumpaet Penyusup di Kubu Prabowo-Sandi, Ini Kata Pengamat Politik Yunarto Wijaya

Lantas seberapa berpotensinya keberadaan penyusup di kubu Prabowo-Sandi?

Soleman B. Ponto pun mengungkapkan pendapatnya, seperti dilansir TribunSolo.com dari tayangan Aiman yang diunggah Kompas TV di YouTube, Senin (15/10/2018).

Aiman Witjaksono menggambarkan dugaan Ratna Sarumpaet sebagai kuda Troya yang sengaja disusupkan.

"Ada yang mengatakan bahwa Ratna Sarumpaet ibarat kuda Troya yang disusupkan ke jantung lawan dan diledakkan kemudian merugikan lawan," ujar.

Mendengar pernyataan Aiman tersebut, Solemen kemudian menolak menganggap Ratna adalah penyusup.

"Ratna Sarumpaet is nothing. Dia bukan siapa-siapa," kata Solemen.

Solemen juga membeberkan analisanya mengapa bisa satu negara ini heboh karena kasus Ratna Sarumpaet.

"Satu negara ini heboh karena nama (Ratna Sarumpaet) disebut dalam konferensi pers oleh salah satu calon presiden (Prabowo Subianto)."

"Karena dia disebutkan dalam konferensi pers itu bahwa terjadi penganiayaan sedemikian rupa. Sehingga Pak Prabowo menuntut pemerintah untuk menyelesaikan. Di situlah dimulailah mengapa jadi begini," tambah Soleman.

Aiman kemudian menanyakan pendapat Soleman, andai polemik Ratna Sarumpaet dianalogikan sebagai operasi intelijen, seperti apa jadinya?

"Kalau seandainya ini operasi intelijen, mungkin saja kan dipikirkan bahwa: 'Oh Pak Prabowo kan gampang berempati'. Kemudian ia melihat seorang wanita tengah baya jadi korban penganiayaan, lalu dilakukan konferensi pers."

"Langkah-langkah seperti itu kan sudah biasa dalam intelijen. Sudah diperhitungkan?" tanya Aiman.

Namun Soleman membantah perumpamaan itu.

"Tidak. Saya tidak sependapat dengan itu. Karena, begitu diketahui oleh Pak Prabowo, langsung disahut dan dilakukan konferensi pers. Tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu apakah benar keadaan itu,"

"Saya punya empat catatan, situasi yang sama dan dilakukan Pak Prabowo tanpa melihat (fakta berita) itu," tegas Solemen.

Ada pun empat catatan yang dimaksud Soleman ialah pernyataan Prabowo Subianto tentang berita BUMN dijual diam-diam.

Kemudian catatan kedua terkait komentar Prabowo yang menyebut Indonesia saat ini tengah sakit karena kekayaan tidak ada di Indonesia.

Soleman membantah pernyataan Prabowo itu, sebab dari kacamatanya kekayaan-kekayaan Indonesia masih ada dan tidak bisa lari.

"Nah, pernyataan-pernyataan itu kan mahfum disampaikan oleh oposisi," timpal Aiman.

"Tapi ia menyatakan ini dengan (seolah) merasakan suatu hal yang benar dan dipublikasikan," tandas Soleman.

"Apa bedanya dengan Ratna? Dia merasa berita ini benar kan?" lanjut Soleman.

"Tapi bedanya Ratna punya konsekuensi hukum. Ini kan bicara soal politik," kata Aiman.

"Sama, ini juga bisa berkonsekuensi hukum (jika terjadi penuntutan). Fakta yang disampaikan tidak valid. Di intelijen ini tidak bisa dipakai," tegas Soleman.

Mendengar pemaparan Soleman itu, Aiman kemudian menanyakan jika kasus Ratna Sarumpaet itu berarti tak ada sangkut pautnya dengan kegiatan intelijen?

"Tidak. Karena di situ langsung dipakai Pak Prabowo sebagai fakta bagi dia," ungkap Soleman.

Terkait kasus Ratna Sarumpaet ini, lebih lanjut Soleman mengungkapkan jika pasti berpengaruh terhadap elektabilitas Prabowo Subianto.

"Pasti terpengaruh. Kalau intelijen, fakta yang dipakai itu mutlak," ucapnya.

Menurut Solemen, sudah menjadi risiko bagi Prabowo cs jika harus menjalani pemeriksaan oleh kepolisian karena masuk dalam pusaran kasus kebohongan Ratna Sarumpaet ini.

Dan sekali lagi ia menegaskan pendapatnya, menurut dia tak ada skenario intelijen di kasus Ratna Sarumpaet.

Ia pun menjelaskan sosok yang biasa dijadikan target sebagai kuda Troya untuk disusupkan ke jantung pertahanan lawan dalam operasi intelijen.

"Itu harus orang yang terdekat, yang didengar dan tiap hari bertemu," ujar Soleman.

Seleman juga menyangsikan jika strategi seperti operasi intelijen ini dipakai masing-masing kubu untuk memenangkan Pilpres 2019.

Sebab, menurut dia operasi semacam ini butuh harga mahal untuk agenda sekelas pemilu.

Apalagi dalam Pilpres 2019 hanya ada dua kubu yang bertarung.

Kalau ketahuan, menurutnya akan sangat berisiko bagi salah satu kubu.

Terakhir, Soleman juga memastikan jika lembaga intelijen negara tak akan memihak terhadap salah satu calon presiden.

Simak video lengkapnya di bawah ini:

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved