Cerita 2 Siswa MAN 1 Solo yang Ciptakan Robot Pencari Korban Gempa yang Selamat
Robot ini mampu mengidentifikasi posisi korban yang masih hidup di lokasi bencana karena dilengkapi dengan sensor yang bisa mendeteksi suhu tubuh.
"Kita harus merancang dan membuat komponennya dengan benar biar gripper-nya tidak longgar saat menjapit flashpit ada tanda korban selamat," ungkap gadis kelahiran Tangerang kepada Kompas.com di MAN 1 Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Rabu (7/11/2018).
• Ingin Punya Mainan Robot Berjalan seperti Milik Rafathar? Segini Harganya
Robot survivor ciptaan Salma dan Amadeo tersebut berhasil meraih juata tiga dalam kompetisi robotik tingkat nasional yang diselenggarakan Kementerian Agama pada 3-4 November 2018 di Depok sekaligus meraih predikat "the best original idea".
Guru fisika dan pendamping siswa Prihantoro Eko Sulistyo mengatakan, kompetisi robotik tingkat nasional tersebut merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan Kementerian Agama.
Kegiatan ini sudah memasuki tahun keempat.
Tetapi pihaknya baru mengikuti kompetisi tersebut baru dua tahun terakhir.
• Sebuah Robot Hadir di Acara Wisuda, Ada Kisah Haru di Baliknya
"Tahun sebelumnya 2017 juara satu robot tempat sampah katagori rancang bangun mekanika (discovery robot) yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) di Serpong, Tangerang Selatan, Banten," jelas Prihantoro, seperti dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com.
Menurut Prihantoro, pada kompetisi tahun 2018 tema besar yang ditentukan pihak penyelenggara tentang mitigasi bencana. Kemudian pihaknya membuat gagasan dari kejadian bencana alam yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah dengan menciptakan robot pencari korban selamat.
Dari riset yang dilakukan korban meninggal paling banyak pascabencana.
Ketika mereka mencari zona aman, namun karena keterbatasan fisik mereka sehingga dalam bencana itu mereka tertimpa runtuhan bangunan maupun lainnya sehingga mereka tidak bisa kemana-mana.
• Lihat Aksi Erica, Robot Pertama di Dunia yang Mampu Jadi Penyiar Berita
"Nah, robot ini digunakan untuk mencari korban selamat yang terjebak dalam puing-puing runtuhan bangunan atau lainnya yang tidak bisa didetekai relawan."
"Mereka bisa terdeteksi dengan robot ini kemudian tim SAR dan relawan bisa segera mengevakuasi korban selamat," terangnya.
Dia menambahkan, untuk mencari korban selamat robot survivor berjalan di sekitar area lokasi bencana menggunakan sensor termal untuk menangkap suhu manusia yang masih hidup antara 30-40 derajat celcius.
Kemudian pada saat berjalan sensor robot akan berputar.
Ketika menemukan korban yang masih hidup maka sensornya berbunyi.
"Untuk memudahkan tim SAR dan relawan mendeteksi korban masih hidup kita menggunakan cahaya secara visual dijatuhkan melalui gripper (penjapit). Dan cahaya itu diletakkan di dekat korban," beber Prihantoro. (Kontributor Kompas.com Solo, Labib Zamani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2 Siswa Solo Ciptakan Robot Pencari Korban Gempa yang Selamat"