Yusril Ihza Pengacara Jokowi-Ma'ruf, Pernah Sebut Pilih Kotak Kosong hingga Sindir Pemimpin Amatiran
TribunSolo.com merangkum 4 pernyataan kontroversial Yusril Ihza Mahendra terkait kritikan kerasnya terhadap Jokowi dan pemerintahan saat ini.
Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Hanang Yuwono
3. Lebih Pilih Kotak Kosong
Yusril sempat mengatakan lebih memilih kotak kosong.
Penegasan itu diuraikan Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra usai menjadi pembicara di Musyawarah Nasional Umat Islam untuk Konstitusi di Pagelaran Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Senin (7/5/2018) lalu.
"Untuk pembicaraan antar partai, tentu kami sering melakukannya. Dengan Partai Gerindra misalnya, PAN, ataupun PKS. Kalau dengan PDIP kami tak ada pembicaraan," papar Yusril.
Menurutnya, PBB saat ini memilih mendengarkan alternatif calon lain. Bahkan ia menegaskan, bila Joko Widodo pada akhirnya maju sebagai calon tunggal, maka pihaknya akan mendukung kotak kosong.
"Kami tidak akan dukung (Jokowi). Kalau Pak Jokowi calon tunggal, ya kita dukung kotak kosong saja," urai dia.
Disinggung terkait alternatif calon lain di Pilpres 2019, secara gamblang ia mengaku telah menjalin komunikasi dengan beberapa nama, misalnya Prabowo Subianto, hingga Gatot Nurmantyo.
"Komunikasi tentu tak semuanya secara langsung. Komunikasi baik yang langsung maupun tak langsung ada tim-tim yang bicara," jelas Yusril.
Lebih jauh ia pun menyoroti aturan presidential treshold, yang mengharuskan capres didukung 20 persen suara di parlemen.
Menurutnya, aturan tersebut menjadikan sejumlah calon potensial menjadi kesulitan maju di Pilpres 2019. "Saya kira tanpa adanya aturan itu, kita akan mendapat calon potensial yang lebih baik," terang dia.
4. Yusril Ihza Mahendra: Tapi Segoblok-gobloknya Dia, Dia itu Presiden
Beberapa tokoh nasional seperti Amien Rais, Yusril Ihza Mahendra, Bachtiar Chamsyah dan Kivlan Zein menghadiri Kongres Umat Islam Sumatera Utara yang berlangsung di Asrama Haji Medan Jalan AH Nasution, Medan, Jumat (30/3/2018).
Kongres ini mengusung tema Penguatan Ukhuwah, Peran Politik dan Sosial Ekonomi Umat Islam Untuk Menyelamatkan NKRI.