Tanggapan BKSDA Jateng terkait Dua Warga Banyumas dan Kebumen yang Tewas Diserang Babi Hutan
Dua korban tewas, sementara tiga lainnya mengalami luka-luka akibat diamuk hewan liar yang tiba-tiba turun ke perkampungan warga tersebut.
“Diduga babi hutan yang mengamuk tersebut kalah bersaing dan terusir dari kelompoknya sehingga keluar dari habitatnya dan menuju permukiman atau lahan milik warga,” ujar dia.
Pada prinsipnya, dalam konflik antara manusia dan satwa, selalu lebih diutamakan keselamatan nyawa manusia.
Namun upaya pencegahan tentu wajib dimaksimalkan terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan untuk melumpuhkan.
Untuk itu, manusia diharapkan selalu menghindari perjumpaan secara langsung dengan satwa yang berpotensi menimbulkan konflik.
“Selain itu, warga juga sebaiknya membuat sistem keamanan lingkungan (Siskamling) dan memasang alat yang menimbulkan bunyi-bunyian keras seperti kaleng atau kentongan sehingga dapat mengusir satwa,” beber dia.
Saat ini, lanjut Teguh, kasus babi hutan di sejumlah wilayah tengah mendapat penanganan mengingat satwa tersebut belum dilindungi oleh Undang-Undang.
Dia mengimbau masyarakat untuk melaporkan kepada Balai KSDA Jawa Tengah jika membutuhkan penanganan lebih lanjut terkait konflik dengan satwa. (Kompas.com/M Iqbal Fahmi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga Banyumas dan Kebumen Tewas Diserang Babi Hutan, Ini Tanggapan BKSDA"